Salah satu faktor yang berpengaruh adalah kisah cinta antara dewi Aphrodite dan Adonis dalam mitologi Yunani.
Menurut cerita, Aphrodite mencintai Adonis, seorang pemuda tampan yang juga dicintai oleh dewi Persephone.
BACA JUGA:Benarkah Merayakan Valentine Dilarang? Begini Penjelasan Menurut Ustadz Adi Hidayat dan Fatwa MUI...
Zeus kemudian memutuskan bahwa Adonis harus bergantian tinggal dengan kedua dewi tersebut.
Suatu hari, saat Adonis berburu, ia diserang oleh seekor babi hutan yang ternyata adalah dewa Ares, kekasih Aphrodite yang cemburu.
Aphrodite yang mendengar teriakan Adonis segera datang untuk menolongnya, tetapi sudah terlambat.
Adonis meninggal di pelukannya, dan darahnya menetes ke tanah.
Dari tetesan darah itu, tumbuh bunga mawar merah yang menjadi lambang cinta abadi.
Bentuk love juga dipengaruhi oleh agama Kristen, khususnya Katolik.
Pada abad ke-17, Santa Margareta Maria Alacoque, seorang biarawati dari Perancis, mengaku mendapat penglihatan tentang Yesus yang menunjukkan jantung-Nya yang berapi-api dan dikelilingi oleh duri.
Jantung ini disebut sebagai Sacred Heart atau Hati Kudus, yang melambangkan kasih sayang Yesus kepada umat manusia.
Bentuk ini kemudian menjadi salah satu simbol paling populer dalam agama Katolik, dan sering digambarkan dalam lukisan, patung, atau perhiasan.
Bentuk love juga dipengaruhi oleh seni dan budaya, khususnya dari Eropa.
Pada abad pertengahan, bentuk love mulai muncul dalam kartu remi, koin, cincin, dan buku.