Prabowo Harus Ajak Mega Rekonsiliasi untuk Wujudkan Mimpi SBY

Sabtu 17 Feb 2024 - 22:18 WIB
Reporter : djarwo
Editor : djarwo

BACAKORAN.CO - Pertemuan antara capres Prabowo Subianto dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pacitan, Jawa Timur, menimbulkan banyak spekulasi tentang koalisi politik pasca-Pilpres 2024.

Prabowo, yang kini unggul sementara dalam perhitungan suara, tampaknya ingin mendapatkan dukungan penuh dari SBY, yang pernah menjadi presiden selama dua periode.

Namun, menurut pengamat politik Khoirul Umam, Prabowo tidak cukup hanya mengandalkan SBY.

Ia juga harus berani mengajak rekonsiliasi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang selama ini menjadi rival politiknya.

Dengan demikian, Prabowo bisa memastikan stabilitas pemerintahannya, sekaligus mewujudkan mimpi SBY yang pernah bercerita tentang satu gerbong kereta bersama Jokowi dan Megawati.

BACA JUGA:Hasil Survei Polmark: Hanya 25% Pemilih Jokowi yang Mendukung Prabowo, Potensi Koalisi Anies dan Ganjar!

Permohonan Doa dan Restu

Khoirul Umam, yang merupakan doktor ilmu politik dari Universitas Paramadina, mengatakan bahwa pertemuan Prabowo dengan SBY adalah sebagai bentuk permohonan doa dan restu politik dari senior yang pernah memimpin Indonesia selama satu dekade (2004-2014).

Dengan demikian, Prabowo sudah mendapatkan dukungan dari dua presiden, yaitu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-6 RI SBY.

“Jika Prabowo datang menemui SBY sebagai bentuk permohonan doa dan restu politik dari senior yang pernah memimpin Indonesia selama satu dekade (2004-2014), maka per hari ini sudah ada dua Presiden RI yang mendukungnya, yakni Presiden RI ke-6 SBY dan Presiden RI ke-7 Joko Widodo,” kata Khoirul dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (17/2/2024).

Prabowo, yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, kini unggul sementara dari hasil real count yang dilakukan KPU RI.

Pemilu satu putaran terbuka lebar karena sejauh ini Prabowo-Gibran telah mengantongi suara lebih dari 50 persen. Jika hasil ini bertahan hingga akhir, maka Prabowo akan menjadi presiden RI ke-8.

BACA JUGA:Koalisi Politik dalam Pilpres 2024: Menunggu Hasil Quick Count

Rekonsiliasi dengan Mega

Meski sudah mendapat dukungan dari Jokowi dan SBY, Prabowo masih harus menghadapi tantangan besar dalam menjalankan pemerintahannya.

Salah satunya adalah mengatasi turbulensi politik yang bisa muncul dari partai-partai koalisi yang mendukungnya.

Prabowo juga harus memperhatikan nasib Partai Gerindra, yang tidak mendapatkan coattail effect sama sekali dari Pilpres 2024 ini.

Untuk itu, Khoirul menilai bahwa Prabowo harus memiliki keberanian dan kegigihan untuk juga datang langsung menemui dan mohon dukungan dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, yang selama ini menjadi rival politiknya.

Dengan demikian, Prabowo bisa melakukan rekonsiliasi dengan PDIP, yang merupakan partai terbesar di Indonesia.

“Pemerintahan Prabowo akan lebih stabil jika ia memiliki keberanian dan kegigihan untuk juga datang langsung menemui dan mohon dukungan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, sebagaimana dulu Prabowo diajak rekonsiliasi dan dipersilakan oleh Megawati untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi pasca-Pilpres 2019,” ujar Khoirul.

BACA JUGA:Prabowo – Gibran Menang Versi Quick Count, Ingat Lagi Janji Pembangunan Sektor Perumahan!

Rekonsiliasi dengan Megawati juga bisa menjadi cara untuk mewujudkan mimpi SBY, yang pernah bercerita tentang satu gerbong kereta bersama Jokowi dan Megawati.

SBY mengungkapkan mimpi tersebut melalui akun Twitter resminya, Senin (19/6/2023).

Kategori :