BACAKORAN.CO- Ibnul Qoyyim, seorang ulama yang bijaksana, dengan indahnya menggambarkan kehidupan di dunia ini sebagai sebuah mimpi yang singkat dan sementara.
Dalam ungkapannya, dia menyiratkan bahwa dunia ini, dengan segala kesenangannya dan kesedihannya, sebenarnya hanya sebentuk ilusi yang akan segera sirna.
Konsep kehidupan sebagai mimpi, serta bagaimana pemahaman ini dapat membentuk cara kita melihat dan menjalani kehidupan.
1. Kehidupan sebagai Mimpi
Perumpamaan kehidupan sebagai mimpi memberikan pemahaman mendalam tentang sifat fana dan sementara dari dunia ini.
Saat kita tidur, kita terpesona oleh dunia maya dalam mimpi kita, seringkali tanpa menyadari bahwa apa yang kita alami hanyalah ilusi.
Begitu pula dengan kehidupan ini, kita terbuai oleh kenikmatan dan kesenangan dunia, lupa bahwa semuanya akan berakhir suatu hari.
Dalam mimpi, waktu tidak memiliki arti yang jelas begitu juga dalam kehidupan ini.
Hari berganti hari, tahun berganti tahun, dan kita sering kali terbuai dalam rutinitas dan kegiatan sehari-hari tanpa menyadari betapa cepatnya waktu berlalu.
Seperti mimpi yang tampak begitu nyata saat kita tidur, begitu pula kehidupan ini tampak begitu riil saat kita menjalaninya.
BACA JUGA:Muslim, Baca Doa ini Sebelum Coblos Surat Suara di Pemilu 2024, Agar Diberi Pemimpin yang Amanah
2. Kesementaraan Kesenangan dan Kesedihan
Ibnul Qoyyim dengan bijak mengingatkan kita bahwa meskipun dunia ini mampu memberikan kesenangan dan kebahagiaan sesaat, itu juga dapat menyebabkan banyak penderitaan dan kesedihan.
Seperti dalam mimpi, kita mungkin merasakan kegembiraan yang mendalam atau kecemasan yang memilukan, namun semuanya hanya sebatas pengalaman sementara yang akhirnya akan berlalu.