BACAKORAN.CO - Bintang Balqis Maulana, seorang santri PPTQ Al Hanifiyyah di Kediri, meninggal dunia secara tragis akibat penganiayaan oleh kakak kelasnya.
Keluarga korban menuntut keadilan dan mengungkap fakta-fakta mengerikan yang terjadi sebelum kematian Bintang.
Bintang adalah anak bungsu dari empat bersaudara.
Ia dikirim oleh orang tuanya ke pondok pesantren untuk menghafal Al-Quran.
Namun, harapan orang tuanya untuk melihat anaknya menjadi hafiz berakhir dengan pilu.
BACA JUGA:Pesan Terakhir Bintang Balqis, Santri yang Tewas Dianiaya di Pesantren Kediri
Pada hari Kamis, 22 Februari 2024, pihak pondok pesantren mengabarkan bahwa Bintang meninggal karena jatuh di kamar mandi.
Namun, keluarga korban tidak percaya dengan alasan tersebut.
Mereka mendapati tubuh Bintang penuh dengan luka lebam, bekas jeratan, dan sundutan rokok.
“Kami curiga ada yang tidak beres. Kami minta kain kafannya dibuka dan kami lihat ada luka-luka di tubuhnya. Ada luka jeratan di leher, hidungnya patah, dan ada bekas rokok di sekujur tubuhnya,” ungkap Mia Nur Khasanah, kakak Bintang.
Mia juga mengatakan bahwa Bintang sempat mengirim pesan kepada ibunya sehari sebelum meninggal.
Bintang meminta ibunya untuk menjemputnya karena ia takut.
Sayangnya, ibunya tidak sempat menjawab pesan tersebut karena sibuk bekerja.
“Kakak-kakaknya bilang dia dianiaya oleh kakak kelasnya. Dia takut dan minta tolong ke ibunya. Tapi ibunya tidak tahu karena sibuk kerja. Kami baru tahu setelah dia meninggal,” kata Mia.