BACAKORAN.CO – Jaga stabilitas harga di tengah meningkatnya permintaan konsumen dan petani, pemerintah Rusia akan melarang ekspor bensin atau komoditas gasoline selama enam bulan.
Kebijakan ini berlaku mulai 1 Maret 2024.
Selain itu, Rusia juga ingin melakukan pemeliharaan kilang-kilang akibat perang yang terjadi dengan Ukraina.
Laporan dari Reuters, surat keputusan ini disetujui pada tanggal 21 Februari oleh Perdana Menteri Mikhail Mishustin.
BACA JUGA:Cari Tahu Harga BBM Terbaru di Indonesia: Pertamina, Shell, Vivo atau BP-AKR, Mana yang Termurah?
BACA JUGA:Usai Pilpres, Siap-Siap Harga BBM Naik, Begini Penjelasan Dirjen Migas!
"Untuk mengimbangi permintaan produk minyak bumi yang berlebihan, perlu diambil langkah-langkah untuk membantu menstabilkan harga di pasar domestik," ujar Wakil Perdana Menteri Alexander Novak.
Harga bensin di Rusia memang sangat sensitif, terutama bagi petani.
Selain itu, beberapa kilang minyak Rusia mengalami kerusakan akibat serangan pesawat tak berawak Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.
Akibatnya produksi jadi berkurang di beberapa kilang tersebut.
BACA JUGA:Tak Sampai 2 Pekan, Tempat Penyulingan BBM Illegal di Musi Banyuasin Terbakar Lagi, Pemiliknya Kabur
Rusia dan Ukraina sama-sama menargetkan infrastruktur energi satu sama lain untuk mengganggu jalur pasokan dan logistik serta melemahkan semangat.
Ekspor minyak dan gas adalah salah satu aktivitas terbesar Rusia, yang menjadi sumber utama pendapatan mata uang asing bagi perekonomian Rusia senilai US$1,9 triliun.
Sebelumnya, Kremlin telah bekerja sama dengan Arab Saudi, yang juga merupakan eksportir minyak terbesar di dunia, untuk menjaga harga tetap tinggi.