BACAKORAN.CO- Bulan Ramadan dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Namun, tidak jarang kita melihat masih ada orang yang terjatuh dalam perilaku maksiat meskipun setan-setan telah dibelenggu.
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah memberikan pemahaman yang menarik terkait fenomena ini.
Setan Dibelenggu, Mengapa Masih Ada yang Bermaksiat?
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah memberikan pandangan yang bijak bahwa meskipun setan-setan dibelenggu di bulan Ramadan, bukan berarti seorang hamba tidak akan terjatuh dalam dosa dan maksiat.
BACA JUGA:3 Amalan Utama yang Perlu Dikuatkan Saat Ramadan Menurut Ustadz Adi Hidayat, Apa Aja?
Beliau menyatakan, "Tidak mesti ketika semua setan dibelenggu membuat seorang hamba tidak bisa terjatuh dalam kejelekan, dosa, dan maksiat. Sebab, ada faktor lain selain setan, seperti jiwa yang jelek, kebiasaan buruk, dan setan dari bangsa manusia."
Pernyataan ini memberikan wawasan bahwa meskipun setan menjadi salah satu pemicu maksiat, masih ada faktor lain yang dapat memengaruhi perilaku seseorang.
Jiwa yang jelek, kebiasaan buruk, dan bahkan pengaruh setan dari kalangan manusia menjadi potensi penyebab seseorang terus melakukan perbuatan maksiat meskipun setan-setan utama telah dibelenggu.
Berikut 3 Alasan Mengapa Setan Sudah Dibelenggu, Namun Masih Ada yang Bermaksiat.
1. Jiwa yang Jelek (Nafs)
Jiwa yang tercela dapat menjadi pemicu utama perilaku buruk.
Meskipun setan dibelenggu, jiwa yang lemah dan terpengaruh oleh hawa nafsu bisa membawa seseorang terjerumus dalam maksiat.
2. Kebiasaan Buruk