Apa saja yang dinilainya tercela di antara perbuatan mereka, hendaknya dia mempertanyakannya dalam kaitan dengan dirinya, lalu menuntut pula pertanggungjawabannya.
Karena, seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya.
Agar dia pun dapat melihat kekurangan dirinya sendiri, dengan melihat kekurangan orang-orang selainnya.
BACA JUGA:Apakah Hukum Bermain Game Sembari Menunggu Waktu Berbuka Puasa? Begini Menurut Pandangan Islam...
Dan menyadari pula bahwa tabiat manusia dalam mengikuti hawa nafsu, semuanya hampir sama.
Apa yang melekat pada diri seseorang, pasti takkan terlepas sama sekali pada diri teman-teman dekatnya.
Mungkin sama, atau lebih banyak lagi, ataupun lebih sedikit.
Karena itu, hendaknya dia melihat dirinya sendiri, lalu membersihkannya dari segala kekurangan atau aib yang sama seperti yang dilihatnya pada orang lain.
BACA JUGA:Meriah! Pawai Obor Tradisi Sambut Bulan Suci Ramadan, Suka Cita Umat Islam..
Namun mungkin ada beberapa kesusahan menemukan kriteria atau hal yang baikn untuk kita mengetahui segala kekurangan yang kita miliki.
Adapun apabila berhasil menemukan seorang guru seperti itu, dia telah menemukan tabib yang dapat mengobati penyakit hatinya.
Oleh sebab itu, harusnya kamu berusaha agar mengikutinya selalu.
Karena, dialah yang akan sanggup menyembuhkannya dari penyakitnya.
Serta menyelamatkannya dari lembah kebinasaan yang kini dia berada di tengah-tengahnya.***