Waspada Hadis Palsu Tentang 30 Keutamaan Shalat Tarawih, Jangan Asal Share Ya!

Kamis 14 Mar 2024 - 06:00 WIB
Reporter : Ainun
Editor : Ainun

BACAKORAN.CO- Shalat Tarawih adalah salah satu ibadah yang sangat istimewa dilakukan umat Islam pada bulan Ramadan.

Keutamaannya diyakini memberikan pahala yang besar bagi orang yang melaksanakannya dengan penuh keikhlasan.

Namun, seringkali kita mendengar berbagai hadits yang menyebutkan keutamaan shalat Tarawih dari malam pertama hingga malam terakhir.

Salah satu hadits yang sering dikutip adalah dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu yang berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya tentang keutamaan Shalat Tarawih pada Bulan Ramadhan.

BACA JUGA:Tata Cara Lengkap Pelaksanaan Shalat Tarawih dan Witir yang Penuh Berkah dalam Ramadan 2024, Yuk Catat!

Dalam hadits tersebut, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan bahwa di malam pertama orang mukmin keluar dari dosanya seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya, di malam kedua, orang tersebut diampuni, beserta kedua orang tuanya jika keduanya mukmin, sampai di malam ketiga puluh, akan mendapatkan nikmat makan buah-buahan surga, mandi di air salsabil dan minum dari telaga kautsar. (kitab Durrotun Nashihiin, hal 16-17)

Namun, penting untuk dicatat bahwa hadits ini tidak memiliki dasar yang sahih dalam literatur hadits.

Fatwa Al Lajnah Ad Daimah Lil Buhuts Wal Ifta menyatakan bahwa hadits tersebut tidak memiliki asal yang kuat, bahkan dikategorikan sebagai kebohongan atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Meskipun hadits ini tidak memiliki dasar yang sahih, keutamaan Shalat Tarawih tetaplah besar.

BACA JUGA:Menag Yaqut Imbau Masjid Tak Pakai Pengeras Suara Saat Tarawih dan Tadarus, Benarkah Mengganggu Kenyamanan?

Shalat Tarawih adalah kesempatan untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ini adalah waktu yang berharga untuk memperdalam hubungan spiritual dengan Sang Pencipta, memohon ampunan, dan memperoleh berkah dalam bulan Ramadan.

Namun, penting untuk menghindari menyebarkan hadits yang tidak memiliki dasar yang sahih.

Sebagai umat Islam, kita harus bijaksana dalam meneliti kebenaran hadits dan tidak mempercayai informasi yang tidak terverifikasi.

BACA JUGA:Kebrutalan Israel! Warga Gaza Tarawih di Bawah Reruntuhan dan Tanpa Lampu, Beribadah Tetap Khusyuk...

Kategori :