BACAKORAN. CO- Seorang pria pengemis yang memiliki penghasilan mencapai jutaan rupiah per hari di Malaysia.
Telah menjadi perbincangan hangat setelah pemerintah Malaysia mencabut tunjangan kesejahteraannya.
Pria tersebut juga memiliki sebuah mobil Sport Utility Vehicle (SUV) mewah.
Wakil Menteri Urusan Perempuan Keluarga dan Pembangunan Masyarakat, Noraini Ahmad, mengatakan tidak akan lagi menerima tunjangan disabilitas bulanan.
Yakni sebesar 450 ringgit atau sekitar Rp1,5 juta, mulai bulan ini.
Noraini menegaskan bahwa pria tersebut telah melanggar syarat-syarat untuk menerima bantuan kesejahteraan.
Setelah pemeriksaan oleh kementeriannya menemukan bahwa pria tersebut.
Sebenarnya bekerja sebagai supervisor di sebuah perusahaan bus dengan gaji 2.000 ringgit per bulan.
"Pemeriksaan yang dilakukan kementerian kami mengungkap bahwa individu tersebut tidak lagi memenuhi syarat untuk menerima bantuan kesejahteraan dari Departemen Kesejahteraan Sosial," ujarnya.
Pria ini menjadi viral setelah petugas Departemen Kesejahteraan Sosial Pahang mengunggah foto dan cerita tentangnya di Facebook.
Mereka menemukan pria tersebut saat melakukan razia pengemis di pasar malam di Distrik Maran pada tanggal 21 Februari lalu dan mengamankannya.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pria tersebut mampu mengumpulkan hingga 500 ringgit atau sekitar Rp1,6 juta dari hasil mengemis selama 4 hingga 5 jam di pasar malam.
BACA JUGA:Tersangka Korupsi e-Warung Sebut Kadinsos Tahu Soal Koperasi yang Diduga Fiktif
Yang lebih mengejutkan adalah saat petugas mengetahui bahwa pria tersebut.
Juga memiliki mobil SUV mewah Proton X70 Premium yang harganya antara 123.800 hingga 128.800 ringgit.
Petugas pada saat itu tidak menahan pria tersebut, hanya memberinya peringatan lisan karena ini adalah pelanggaran pertamanya di Distrik Maran.
Pengumuman pencabutan tunjangan ini telah menimbulkan beragam reaksi dari masyarakat.
BACA JUGA:Korupsi Dana Bantuan Non Tunai! Tersangka Kabid Dinsos. Berikut Modus Korupsinya?
Beberapa mendukung tindakan pemerintah dalam menindak pelanggaran aturan, sementara yang lain merasa prihatin dengan kondisi pria tersebut.
Mempertanyakan mengapa dia masih memilih untuk mengemis meskipun memiliki pekerjaan tetap.
Hal ini juga menimbulkan pembicaraan lebih lanjut tentang efektivitas program bantuan kesejahteraan.
Lalu penegakan hukum terhadap mereka yang mungkin menyalahgunakannya.
BACA JUGA:Oknum Pejabat Dinsos Diduga Cari Keuntungan Pribadi Melalui Koperasi
Pria tersebut diperintahkan untuk membuat surat pernyataan sebagai jaminan bahwa dia akan berhenti mengemis.
Menandakan bahwa langkah-langkah lebih lanjut dapat diambil jika dia kembali melanggar aturan.