BACAKORAN.CO – Perang berkecamuk di sejumlah wilayah belahan dunia.
Tak hanya di Timur Tengah yang melibatkan Israel dengan Palestina, Hamas dan teranyar Iran.
Perang juga terjadi di wilayah Asia Tenggara, yakni antara junta Myanmar dengan kelompok pemberontak etnis minoritas negara tersebut.
Kejadian pada Sabtu (20/04/2024) tersebut mengakibatkan 3.000 warga sipil terpaksa mengungsi.
BACA JUGA:Awal Perang Dunia ke 3 Dimulai, Israel Balas Serang ke Wilayah Iran, Rudal Hantam Wilayah Bandara!
BACA JUGA:Makin Tegang, Israel Serang Balik Iran di Kota Isfahan, Netizen: Apakah Perang Dunia III Dimulai?
Menurut laporan Reuters, para saksi di sisi perbatasan Thailand-Myanmar mendengar ledakan dan tembakan senjata berat di sekitar sebuah jembatan strategis mulai dari Jumat malam hingga Sabtu.
Pertempuran ini dipicu ketika kelompok Karen National Union (KNU), yang memimpin serangan terhadap pusat perdagangan penting, Myawaddy, merebut pos terakhir tentara Myanmar pada 11 April.
Pada Sabtu pagi, kelompok Karen melancarkan serangan terhadap junta Myanmar yang bersembunyi di dekat jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2.
Lokasi ini merupakan titik penyeberangan utama untuk perdagangan dengan Thailand.
BACA JUGA:Warning! Perang Berkecamuk, IMF Proyeksi Ekonomi Global Cuma Tumbuh Segini di 2024 dan 2025
BACA JUGA:Presiden Rusia Vladimir Putin Deklarasikan Perang Dunia III Jika Hal Ini Terjadi, Amerika Terdiam?
Lembaga penyiaran Thailand, NBT melaporkan, pasukan pemberontak menggunakan senapan mesin dan menjatuhkan bom dari pesawat tak berawak untuk menargetkan sekitar 200 tentara junta yang mundur dari serangan pemberontak di Myawaddy dan pos-pos tentara sejak 5 April.
Dilaporkan stasiun radio dan televisi dikella pemerintah Myanmar, MRTV, milisi dan pemberontak etnis minoritas melakukan penembakan dan pengeboman yang berlebihan.
Sementara pasukan pemerintah merespons dengan serangan udara.