"Ada perbedaan level performa. Hampir semua laga kecuali 1-2 pemain kami harus memainkan 11 pemain sama. Mungkin itu sebab kami kesulitan," terang Shin Tae Yong.
Sejak turnamen ini berlangsung, Shin Tae Yong kerap menurunkan komposisi pemain yang sama. Perubahan dilakukan hanya di posisi Rio Fahmi dan Fajar Fathur Rahman.
Kemudian ada juga antara Komang Teguh dan Muhamad Ferrarri. Namun belakangan Ferarri yang kebanyakan dipilih jadi starter.
Sementara posisi lainnya, pemainnya sama. Mulai kiper Ernando Ari. Kemudian bek Rizky Ridho dan Justin Hubner.
BACA JUGA:Timnas Indonesia Gagal ke Final Piala Asia U-23, Tapi Tetap Bikin Bangga, Kok Bisa?
Mereka diganti jika ada yang akumulasi kartu. Kemudian dengan formasi 4-3-2-1, di tengah Shin Tae Yong bertumpu pada Ivar Jenner dan Nathan Tjoe juga Pratama Arhan. Satu pemain lagi, Rio kadang gantian dengan Fajar.
Kemudian di depan ada Witan Sulaeman dan Marselino Ferdinan yang sellau jadi pilihan. Kedua membantu Rafael Struick mengirim ancaman ke gawang lawan.
Para pemain ini, tidak hanya mainkan pertandingan selama waktu normal 90 menit. Mereka juga kadang tak tergantikan saat laga memasuki babak perpanjangan waktu seperti saat melawan Korea Selatan dan Irak.
Shin Tae Yong akui pemainya kelelahan di Piala Asia U-23-pssi-
Situasi ini membuat Marselino alami penurunan permainan saat melawan Irak. Permainannya tidak berbahaya seperti di laga-laag sebelumnya.
Oleh karena itu, usai Piala Asia U-23, Pelatih Shin Tae Yong meminta para pemain istirahat. Mereka sementara waktu tidak boleh menyentuh bola.
Di saat yang sama, Shin Tae Yong berupaya membenahi mental tanding anak asuhnya. Sebab, bukan tidak mungkin kekalahan dua kali dilaga penentuan bisa pengaruhi mental tanding para pemain.
Dua laga menentukan yang harus dilalui dengan kekalahan dipercaya kan menurunkan semangat tanding pemain jika tidak segera diatasi. Yakni saat kalah atas Uzbekistan dan Irak.
Dua laga ini menentukan karena memperebutkan tiket otomatis ke Olimpiade Paris.
"Tentu saja para pemain sangat letih dan habis. Saya pikir selama 2-3 hari kami harus fokus recovery tanpa menyentuh bola setelah itu ada 3-4 hari kami akan menyentuh taktik dan analisis permainan lawan," terang Shin Tae Yong.