BACAKORAN.CO - Tim Thomas Indonesia beberkan penyebab kekalahan atas China di final Thomas Cup 2024 yang berlangsung di Hi Tech Zone Sports Centre Gymnasium, Chengdu, China.
Indonesia harus rela menjadi runner up usai kalah atas China dengan skor 1-3. Bagi Indonesia, ini adalah capaian kedelapan kali menjadi runner up di Thomas Cup.
Sebelumnya Indonesia menjadi runner up Thomas Cup saat pelaksanaan edisi 1967, 1982, 1986, 1992, 2010, 2016, dan 2022.
Catatan menjadi runner up ini menempatkan Indonesia sebagai peringkat kedua terbanyak sepanjang pelaksanaan Thomas Cup. Di atas Indonesia ada Malaysia yang 9 kali jadi runner up masing-masing edisi 1958, 1970, 1976, 1988, 1990, 1994, 1998, 2004, dan 2006.
BACA JUGA:Deja Vu 26 Tahun Silam, Tim Uber dan Thomas ke Final, Yuk Kawinkan Gelar!
Indonesia harus menjadi runner up di Thomas Cup 2024 setelah Anthony Sinisuka Ginting mengawali perjuangan dengan kekalahan. Tunggal putra andalan Indonesia itu takluk 17-21, 6-21 kepada Shi Yu Qi.
Anthony Ginting gagal membuka kemenangan untuk Tim Thomas Indonesia. -pbsi-
Kekalahan Ginting ini menular kepada ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Fajar/Rian di laga ini takluk usai melakukan perlawanan keras dengan skor 18-21, 21-17, dan 17-21.
Indonesia sempat membuka nafas menjadi juara menyusul kemenangan yang dibukukan Jonatan Christie. Tunggal putra yang karib disapa Jojo itu mengalahkan rivalnya, Li Shi Feng dengan skor 21-16, 15-21, dan 21-17.
Petaka Indonesia terjadi saat laga keempat. Ganda putra Indonesia Bagas Maulana/Muhammad Sohibul Fikri takluk kepada He Ji Ting/Ren Xiang Yu dengan kedudukan 11-21, 15-21.
BACA JUGA:Thomas Indonesia Tantang Taiwan di Semifinal, Live di Televisi ini Sore Ini
Kekalahan Bagas/Fikri ini membuat atlet kelima Indonesia tidak dimainkan. Chico Aura Dwi Wardoyo yang seharusnya menantang Lu Guang Zu tidak dimainkan karena Indonesia sudah dinyatakan kalah.
Fajar/Rian tidak mampu atas perlawanan ganda putra China-pbsi-
Usai dinyatakan kalah 1-3 atas China, Anthony Sinisuka Ginting mengakui bahwa China memang kuat. Mereka membuat Ginting tidak bisa keluar dari tekanan.
Tekanan yang dirasakan bukan dari luar lapangan alias penonton. Tekanan dirasakan karena memang lawan yang dihadapi tidak mudah.