BACAKORAN.CO – Pasca momen libur panjang dalam rangka Lebaran Iduladha 2024, nilai tukar rupiah menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (19/6/2024).
Nilai tukar rupiah pagi ini diperdagangkan di posisi Rp16.406 per USD, naik tipis 5,5 poin atau 0,03 persen dari sebelumnya.
Anjloknya nilai tukar rupiah hingga tembus Rp16.406 per USD ini merupakan yang terendah sejak tahun 2020, saat terjadi krisis akibat pandemi Covid-19.
Di mana saat itu rupiah menyentuh level Rp16.575 per USD pada Mei 2020.
BACA JUGA:Dihantui Momen Libur Panjang. Begini Prediksi Nasib Nilai Tukar Rupiah Pekan Ini Diungkap Pengamat!
BACA JUGA:Dolar AS Kian Perkasa, Hajar Rupiah Tersungkur ke Rp16.291, Data Ekonomi Ini Jadi Pemicunya!
Sedangkan saat krisis moneter (krismon) 1998, nilai tukar rupiah terjun bebas ke Rp16.800 per USD yang merupakan rekor terlemah sepanjang masa.
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra memproyeksikan rupiah akan tetap melemah terhadap dolar AS hari ini.
Menurutnya, pelaku pasar masih berhati-hati terhadap sikap bank sentral AS alias The Fed yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga acuannya.
The Fed hanya memproyeksikan satu kali pemangkasan di 2024.
BACA JUGA:Nasib Rupiah Hari Ini di Perdagangan Awal Pekan Setelah Sempat Jadi Raja di Asia
"The Fed juga masih membuka peluang kenaikan suku bunga acuan bila inflasi AS naik lagi," terang Ariston.
Namun, pergerakan positif indeks saham Asia pagi ini menunjukkan minat pasar terhadap aset berisiko yang membaik.
Ini bisa menjadi faktor pendorong menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.