BACAKORAN.CO – Rupiah menutup akhir pekan dengan bergerak positif di posisi Rp16.275 per USD.
Nilai rupiah ini naik 0,31 persen dibanding perdagangan sebelumnya.
Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ini didorong pengumuman data cadangan devisa oleh Bank Indonesia (BI).
Adapun cadangan devisa meningkat sebesar US$1,2 miliar menjadi US$140,2 miliar pada Juni 2024.
BACA JUGA:Data Ekonomi AS di Luar Perkiraan, Rupiah Hari Ini Diprediksi Lanjut Menguat, Jadi Segini..
Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono menyatakan kenaikan cadangan devisa ini disebabkan oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
Kondisi ini terjadi di tengah kebutuhan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Posisi cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah,
“Berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ucap Erwin, hari ini, Jumat (5/7/2024).
BACA JUGA:Rupiah Pagi Ini Perkasa Hajar Dolar AS, Sinyal Bos The Fed Jadi Pendorong!
BI menilai cadangan devisa yang besar ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Para pelaku pasar menyambut baik berita ini, karena dengan cadangan devisa yang besar, tekanan terhadap rupiah dapat diredam atau distabilkan.
Meski terjadi penguatan, pelaku pasar masih menunggu data non-farm payroll dan tingkat pengangguran yang akan dirilis di AS malam ini.