BACAKORAN.CO – Ada yang janggal dalam insiden penembakan calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump saat kampanye di Butler, Pennysylvania pada Sabtu (13/7/2024).
Kejanggalan itu pun diungkap oleh ahli sniper alias penembak jitu Rusia.
Wakil Presiden Federasi Menembak Jarak Jauh Rusia, Alexander Pochuev mengemukakan pandangannya mengenai kejanggalan dalam insiden itu melalui Russia Today.
Dalam artikelnya, Pochuev menyatakan Secret Service AS berhasil melumpuhkan Thomas Matthew Crooks, pelaku penembakan hanya dalam waktu singkat, setelah pelaku melepaskan tembakannya.
BACA JUGA:Cawapres AS Pilihan Donald Trump Sindir Inggris sebagai 'Negara Islam', Ada Apa?
BACA JUGA:Resmi Ditetapkan sebagai Capres AS dari Partai Republik, Ini Sosok Cawapres Pilihan Donald Trump!
Dalam insiden tersebut, Crooks sempat menembakkan tiga peluru dari senapan serbu semi-otomatis AR (Assault Rifle) milik ayahnya.
Adapun salah satu peluru mengenai telinga kanan Donald Trump tepat ketika mantan presiden AS itu menggerakkan kepalanya ke arah lain.
Donald Trump selamat karena gerakan tersebut.
"Jika saja Trump tidak melakukan gerakan mendadak ini, mungkin dia akan keluar dari kontestasi pilpres AS, jika tidak kehilangan nyawa," terang Pochuev dalam tulisannya di Russia Today.
BACA JUGA:Donald Trump Lolos dari Upaya Pembunuhan, Presiden China Xi Jinping Respon Begini!
Pochuev dalam analisisnya menyatakan, Donald Trump kemungkinan telah menolehkan kepalanya saat Crooks menarik pelatuk senapan.
Peluru dengan kecepatan awal lebih dari 1.100 meter per detik yang diarahkan pada posisi sebelumnya meleset dan hanya menembus telinga kanan Donald Trump.
Berdasarkan kalkulator balistik, peluru membutuhkan waktu 0,14 detik untuk mencapai target.