BACAKORAN.CO - Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp16.214 per USD pada perdagangan Selasa (23/7/2024), naik 6 poin atau 0,04 persen dari sehari sebelumnya.
Sedangkan kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) memposisikan rupiah di angka Rp16.204 per USD pada perdagangan sore ini.
Penguatan rupiah ini memutus tren pelemahan yang terjadi tiga hari beruntun.
Adapun mayoritas mata uang di kawasan Asia berada di zona hijau.
BACA JUGA:Joe Biden Mundur dari Pilpres AS 2024, Rupiah Pagi Ini Lanjut Loyo, Jadi Segini!
BACA JUGA:Rupiah Tak Bertenaga saat Pasar Optimis Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Kok Bisa?
Tercatat dolar Singapura menguat 0,04 persen, won Korea Selatan melesat 0,12 persen, baht Thailand melejit 0,15 persen, ringgit Malaysia melaju 0,26 persen, dan yen Jepang meroket 0,59 persen.
Nasib sebaliknya dialami mata uang Asia lain yang melemah terhadap dolar AS.
Seperti Dolar Hong Kong dan yuan China ambles 0,01 persen, rupee India merosot 0,03 persen, dan peso Filipina anjlok 0,09 persen.
Sedangkan mayoritas mata uang negara maju kompak loyo dihaapan dolar AS.
BACA JUGA:Rupiah Loyo Dua Hari Beruntun, Akhir Pekan Ditutup ke Rp16.191 per USD, Dipicu Tensi China – AS?
BACA JUGA:Pasar Tunggu Hasil Rapat BI, Nilai Tukar Rupiah Pagi Ini Dibuka Menguat Jadi Segini
Tercatat poundsterling Inggris ambles 0,17 persen, euro Eropa anjlok 0,20 persen, franc Swiss melorot 0,08 persen, dolar Kanada merosot 0,31 persen, dan dolar Australia jeblok 0,31 persen.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong menyatakan penguatan tipis rupiah terhadap dolar AS di dorong sikap pelaku pasar yang menunggu rilis dua data penting ekonomi AS pekan ini.
"Investor cenderung berhati-hati dan wait and see," tukasnya.