Di babak perempat final, Veddriq yang menghadapi wakil tuan rumah Bassa Mawem berhasil menang. Veddriq mencatatkan waktu 4,88 detik, sedangkan Mawem 5,26 detik.
Di semi final, Veddriq bertemu dengan Rezza Ali Pour yang juga menjadi lawannya di semifinal Asian Games 2022. Kala itu, pemanjat dari Pontianak kalah dan meraih medali perunggu.
BACA JUGA:Tradisi Medali Angkat Besi di Olimpiade Terputus, Eko Yuli: Maaf Cedera Kaki Saya Belum Sembuh
Namun, di Olimpiade Paris 2024, Veddriq mampu membalas kekalahannya. Dia berhasil mencatatkan waktu 4,78 detik dan Ali Pour 4,84 detik.
Di babak final, Veddriq berhadapan dengan wakil China Wu Peng.
Veddriq Leonardo butuh konsentrasi untuk menaklukkan lawan di Olimpiade Paris 2024-NOC Indonesia/Naif/Canon Indonesia-
Keduanya pernah bertemu di small final Asian Games 2022 Hangzhou yang hasilnya Veddriq menang dan berhasil membawa pulang medali perunggu.
Di Paris, Veddriq kembali menunjukkan kelasnya di hadapan Wu Peng.
Veddriq unggul 4,75 detik atau lebih cepat di atas wakil China yang mencatatkan waktu 4,77 detik sekaligus memastikan medali emas pertama buat Tim Indonesia di Olimpiade Paris 2024.
"Indonesia harus berterima kasih dan bersyukur kita mendapat sejarah medali emas di luar bulutangkis. Ini menandakan bahwa Indonesia bisa bersaung dengan siapapun, termasuk USA dan China," terang CdM Anindya Bakrie.
BACA JUGA:Panjat Tebing Putri Gagal Sumbang Medali di Olimpiade Paris 2024, Ini Gegaranya
"Ini akan menambah semangat walaupun di akhir-akhir, masih ada Rizki Juniansyah, Bernard van Aert dan Nurul Akmal juga pasti bisa," lanjutnya.
Di nomor men's speed, medali perunggu direbut Sam Watson dari USA yang mengalahkan Ali Pour dengan waktu 4,74 detik sekaligus memperbaiki world record atas namanya sendiri yang sebelumnya 4,79 detik.
"Siapa yang tidak sedih, siapa yang tidak bangga Indonesia mendapatkan medali emas pertama. Indonesia Raya berkumandang," ungkap Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia.
"Tapi jangan berhenti berdoa karena masih ada lagi peluang," ingatnya.
"Saya tadi sama Presiden IOC Thomas Bach dan NOC Prancis David Lappartient, mereka menyaksikan bagaimana Indonesia dapat emas pertama. Dan mereka memberikan selamat. Itu juga jadi momentum karena kita mau bidding Youth Olympic 2030," ujarnya.