Dekrit ini memberikan mandat untuk melakukan ekspansi dengan semboyan 3G, Gold, Glory, and Gospel.
BACA JUGA:Apa itu Platform Merdeka Mengajar? Inovasi Kemendikbudristek untuk Meningkatkan Kinerja Guru
BACA JUGA:Sensasi Wisata Sejarah di Palembang, Kenang Perjuangan Rakyat Merebut Kemerdekaan
Portugis datang membawa kekacauan dan penindasan, berbeda dengan cara Islam yang damai dan menghargai keberagaman.
Ketika Portugis dan kemudian Belanda mulai memaksakan agama dan budaya mereka, para ulama di Nusantara tidak tinggal diam.
Mereka mengeluarkan fatwa-fatwa untuk mempertahankan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal.
Salah satu tokoh penting adalah Fatahillah, yang berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa (sekarang Jakarta) pada tahun 1527.
BACA JUGA:Penyuka Emas Batangan Wajib Tau! PT Merdeka Copper Gold Tbk Buka Lowongan Kerja Lho, Yuk Daftar
BACA JUGA:Serangan Hamas Palestina Mematikan, Melawan Zionis dan Merebut Kemerdekaan
Beliau juga dikenal sebagai menantu dari Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo.
Kamu mungkin sering dengar nama-nama besar seperti KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy’ari, dan HOS Tjokroaminoto.
Mereka bukan sekadar tokoh agama, tapi juga pemimpin pergerakan nasional.
Pada awal abad ke-20, organisasi-organisasi Islam mulai tumbuh sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajah.
BACA JUGA:Semarak Kemerdekaan! Kehadiran Para Tokoh dan Keunikan Budaya”
Mereka mendirikan organisasi-organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang nggak cuma fokus pada pendidikan, tapi juga pada perjuangan kemerdekaan, pendidikan umum dan kesehatan.