BACAKORAN.CO - Berita duka datang dari Selandia Baru: Raja Maori, Kiingi Tuheitia Pootatau Te Wherowhero VII, meninggal dunia pada usia 69 tahun, Jumat (30/8).
Kabar ini disampaikan oleh juru bicara istana, Rahui Papa, dalam pernyataan resminya.
"Meninggalnya Kiingi Tuheitia adalah momen kesedihan besar bagi pengikut Te Kiingitanga, Maaoridom, dan seluruh bangsa," ungkap Rahui Papa.
Sang raja sebelumnya dirawat di rumah sakit setelah menjalani operasi jantung, hanya beberapa hari setelah merayakan 18 tahun penobatannya.
BACA JUGA:Mahasiswi Polines Semarang Tewas 2 Hari Sebelum Wisuda, Ini Kronologinya!
Dalam beberapa tahun terakhir, Kiingi Tuheitia juga berjuang melawan berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker dan diabetes.
Posisi Raja Maori di Selandia Baru sudah ada sejak tahun 1858, seiring munculnya gerakan Kiingitanga, yang bertujuan memperkuat perlawanan masyarakat pribumi terhadap kolonialisme.
Meski tidak memiliki kekuasaan yudisial atau hukum, Raja Maori memiliki peran seremonial penting setara dengan kepala suku Maori lainnya.
Suku Maori sendiri adalah penduduk asli Selandia Baru yang berkontribusi hampir seperlima dari total populasi negara tersebut.
BACA JUGA:Viral! Jalan Utama di Juwana Pati Ditutup Karena Retak dan Amblas, Berikut Penjelasannya...
Sayangnya, mereka kerap menghadapi diskriminasi, baik dalam akses kesehatan maupun pendidikan dan sering menjadi target penangkapan.
Lahir pada tahun 1955 di kota Huntly, Pulau Utara, Kiingi Tuheitia, yang memiliki nama kecil Tuheitia Paki, mengenyam pendidikan di Waikato dan Auckland.
Ia dimahkotai sebagai raja pada 21 Agustus 2006 setelah ibunya, Te Arikinui Dame Te Atairangikaahu, meninggal dunia.