Nadiem lebih sering terlihat mengunjungi dinas pendidikan untuk mempromosikan program "Merdeka Belajar," yang memberikan kebebasan kepada siswa dan menghapus ujian nasional.
Namun, konsep ini dinilai Jusuf Kalla belum tepat diterapkan di Indonesia, karena dapat membuat siswa semakin malas belajar.
"Kita semua pernah sekolah Kapan kita belajar? Kan kalau mau ujian. Kalau tidak ada ujiannya kapan belajarnya? Semua Kampus Merdeka, Kurikulum Merdeka, Apa merdekanya? Tidak merdeka aja tidak belajar, apalagi merdeka," tegas JK.
Menurutnya, pola belajar siswa di Indonesia masih konservatif.
JK menyarankan agar Indonesia tidak meniru sistem pendidikan luar negeri secara mentah-mentah.
BACA JUGA:Viral! Penemuan Mayat Pria Paruh Baya Mengapung di Situ Gintung Tangerang Selatan
Sebaliknya, studi banding sebaiknya dilakukan ke negara-negara dengan populasi yang mirip dengan Indonesia seperti China, Korea, Jepang, atau India.
Dulu di era Presiden Soeharto, Kementerian Riset dan Teknologi berperan penting dalam pengembangan teknologi nasional, tetapi kini lembaga tersebut jarang terdengar kiprahnya.
Ketika dikritik oleh Jusuf Kalla, Nadiem memilih untuk tidak memberikan komentar.
Usai rapat kerja dengan komisi X di DPR, Nadiem langsung meninggalkan gedung tanpa menjawab pertanyaan dari media.
BACA JUGA:Menegangkan! Sebuah Truk Fuso Hantam Toko dan Motor di Gunung Manggah, Diduga Alami Kerusakan...
BACA JUGA:Topan Yagi Mengamuk di Vietnam: Banjir dan Longsor Tewaskan 155 Orang, Ratusan Masih Hilang
Selama masa jabatannya, Nadiem membuat keputusan kontroversial seperti menghapus Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah dan muncul isu bahwa pelajaran agama akan dihapus, meski akhirnya isu tersebut tidak terbukti.