Film Tale of The Land ini juga mengajak para penonton untuk merenungkan dampak emosional dari pengalaman pahit di masa lalu, serta bagaimana luka batin bisa terus menghantui seseorang.
Dimata sutradara Loeloe menjelaskan bahwa karakter May merupakan alegori yang merefleksikan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat adat di seluruh dunia yang tanah airnya terus berubah akibat tekanan dunia modern.
Dalam siaran pers yang dikutip tim bacakoran.co di Media Indonesia, Selasa, (1/10), Loeloe mengatakan film Tale of the Land menyajikan sebuah kisah tentang tanah. Ia memasukkan imajinasi masa kecilnya dan realitas sosial masyarakat di Kalimantan saat ini.
BACA JUGA:Film Deadpool and Wolverine Menjadi Perbincangan Hangat Netizen yang Penasaran Dengan Variannya
Fim Tale of The Land ini menggunakan bahasa kutai dan melakukan proses syuting 90% diatas air yang berlokasi di Kota Bangun, Kalimantan Timur.
Fim Tale of The Land akan diputar di BIFF 2024 pada tanggal 4, 5, dan 9 Oktober 2024. Namun belum diketahui kapan film ini akan dirilis di bioskop Tanah Air.