Namun hal ini tetap menjadi masalah di wilayah terpencil yang sulit dijangkau dengan transportasi darat.
Tragedi kapal tenggelam ini bukanlah kali pertama.
Pada Juni lalu, sebuah kapal tenggelam di dekat ibu kota Kinshasa, menewaskan 80 orang.
Pada Januari, 22 orang tewas di Danau Maî-Ndombe, dan pada April 2023, enam orang tewas dan 64 orang dinyatakan hilang di Danau Kivu.
BACA JUGA:Kapal Pengangkut Material BTS dan 12 Penumpang Kominfo Hilang Kontak di Perairan Papua...
Francine Munyi, salah seorang saksi yang berada di pelabuhan Kituku, mengatakan ia melihat kapal yang penuh sesak datang dari Minova.
"Kapal itu mulai miring dan tenggelam. Banyak penumpang melompat ke dalam air. Sayangnya, banyak yang tidak selamat, dan saya tidak bisa menolong karena saya tidak bisa berenang," ujar Munyi.
Tragedi ini membuat keluarga korban berkumpul di pelabuhan Kituku, menyalahkan otoritas atas kelalaian dalam menangani ketidakamanan yang semakin meningkat di wilayah tersebut.
Sejak konflik antara militer Kongo dan kelompok pemberontak M23 memblokir jalur darat antara Goma dan Minova, banyak pedagang beralih ke transportasi air di Danau Kivu.
BACA JUGA:Menegangkan! Kapal Pengangkut 1 Ton Pupuk Tenggelam di Sungai Muara Padang Banyuasin
BACA JUGA:Barbar! Viral Vidio Warga Lempari Kapal Tongkang dengan Molotov, Diduga Motifnya Karena...
Pertimbangannya, transportasi ini dianggap lebih aman meski memiliki risiko besar.
Elia Asumani, seorang agen pengiriman, menyatakan kecelakaan ini sudah bisa diduga karena kondisi transportasi yang berbahaya.
Sementara itu, Bienfait Sematumba, seorang warga, kehilangan empat anggota keluarganya dalam tragedi ini.
"Jika perang dihentikan, kecelakaan ini mungkin tidak akan terjadi," ucapnya penuh kesedihan.