Situasi yang sangat mengharukan ini disaksikan langsung oleh banyak orang, termasuk aktivis lokal, Aaron Ashuza, yang melihat upaya penyelamatan para korban.
BACA JUGA:Dengan 'Jantan' Calon Wali Kota Prabumulih ini Mengakui Istrinya 4, Kenalkan Saat Kampanye
Ia menyaksikan jasad korban diambil dari sungai dan beberapa korban luka yang segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Di antara sedikit penumpang yang berhasil selamat adalah Alfani Buroko Byamungu.
"Saya melihat orang-orang tenggelam, banyak yang jatuh ke air. Saya juga melihat wanita dan anak-anak yang tenggelam, dan saya hampir ikut tenggelam, tetapi Tuhan menyelamatkan saya." Bebernya dengan sedih.
Mushagulua Bienfait, seorang penduduk Goma yang kehilangan tiga anggota keluarganya dalam tragedi ini.
BACA JUGA:Ledakan Maut, Beirut Lebanon Membara, Israel Luncurkan Serangan Paling Brutal ke Hizbullah!
"Semua ini adalah dampak dari perang. Mereka tidak berusaha mengamankan jalanan agar bisa digunakan lagi," ujarnya.
Sejak kelompok pemberontak M23 melancarkan serangan pada akhir tahun 2021, mereka telah menguasai sebagian besar wilayah di DRC Timur, memperkuat kehadiran militer, dan meningkatkan jumlah kelompok bersenjata di daerah tersebut.
Kondisi ini semakin memperburuk situasi keamanan dan meningkatkan risiko bagi penduduk setempat.
Kejadian tenggelamnya kapal ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Republik Demokratik Kongo.
BACA JUGA:Pembunuh Sopir Truk di Depan Terminal Karya Jaya Ternyata Masih Remaja
BACA JUGA:Jenderal Brigade Al-Quds Iran Hilang Pasca Serangan Udara Israel ke Lebanon, Benarkah Tewas?
Sering kali kapal-kapal menghadapi risiko tinggi dengan memuat penumpang jauh di atas kapasitas, tanpa menyediakan pelampung keselamatan dan banyak penumpang yang tidak bisa berenang.