BACAKORAN.CO – Aksi genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Gaza, Palestina telah berlangsung selama setahun.
Israel mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu lainnya dalam melancarkan aksi biadabnya tersebut.
Bahkan, AS dilaporkan telah menghabiskan dana sebesar US$17,9 miliar (sekitar Rp281 triliun) dalam bentuk bantuan militer kepada Israel sejak dimulainya agresi di Gaza setahun lalu.
Jumlah ini merupakan bagian dari total pengeluaran AS yang mencapai US$22,76 miliar (sekitar Rp357 triliun) untuk mendukung operasi militer Israel di Gaza dan perang melawan milisi Houthi di Yaman.
BACA JUGA:Boikot Total! Jangan Nonton Deadpool & Wolverine, Biar Gak Ikut Andil dalam Genosida
Laporan tersebut berasal dari Watson Institute for International and Public Affairs di Universitas Brown, yang dirilis oleh Al Jazeera pada Selasa (8/10/2024).
Bantuan militer AS kepada Israel tahun ini adalah yang terbesar dalam sejarah tahunan, termasuk pendanaan militer, penjualan senjata, serta transfer persediaan dari cadangan senjata AS.
Banyak senjata yang dikirim berupa amunisi berat, seperti peluru artileri dan bom seberat 907 kilogram.
Berbeda dengan bantuan militer AS ke Ukraina yang dokumentasinya terbuka, detail bantuan AS ke Israel seringkali lebih sulit diakses.
BACA JUGA:Negara Arab Janji ke Iran Bakal Netral dan Tak Akan Bela Israel, Takut Kilang Minyak Diserang?
Peneliti dari Brown University menyebut adanya upaya pemerintahan Joe Biden untuk menyembunyikan beberapa rincian pengiriman militer ini.
Israel, sebagai sekutu terdekat AS di Timur Tengah, telah menerima total bantuan militer sebesar US$251,2 miliar (disesuaikan dengan inflasi) sejak 1959.
Namun, dalam satu tahun terakhir, bantuan senilai US$17,9 miliar ini menjadi yang tertinggi yang pernah diberikan.