Selain kepada Israel, AS pun telah mengeluarkan dana sebesar US$4,86 miliar untuk operasi militer di Yaman dan kawasan Timur Tengah lainnya.
Bersama Inggris, AS telah melakukan serangan udara terhadap kelompok milisi Houthi di Yaman sejak Januari.
BACA JUGA:Jenderal Brigade Al-Quds Iran Hilang Pasca Serangan Udara Israel ke Lebanon, Benarkah Tewas?
BACA JUGA:Ledakan Maut, Beirut Lebanon Membara, Israel Luncurkan Serangan Paling Brutal ke Hizbullah!
Serangan ini dilakukan setelah Houthi mulai menargetkan kapal-kapal kargo di sekitar Laut Merah.
Houthi mengklaim bahwa serangan tersebut ditujukan untuk mendukung warga Palestina di Gaza.
Bantuan militer AS kepada Israel memicu perpecahan di kalangan warga AS, terutama karena meningkatnya jumlah korban sipil di Gaza dan Lebanon.
Para ahli memperkirakan amunisi yang didanai oleh AS telah digunakan oleh militer Israel untuk menyerang fasilitas publik, termasuk kamp pengungsian dan sekolah-sekolah.
Pada Juli lalu, 12 mantan pejabat AS memperingatkan pengiriman senjata AS ke Israel menjadikan AS secara langsung terlibat dalam kehancuran Gaza.
"Perlindungan diplomatik AS terhadap Israel serta aliran senjata yang terus berlanjut memastikan keterlibatan kita dalam pembunuhan dan penderitaan warga Palestina di Gaza," kata mantan anggota Departemen Luar Negeri dan militer AS tersebut.
Meski terkadang menyuarakan keprihatinan atas tindakan Israel, Presiden AS Joe Biden tetap mendukung penuh upaya militer negara tersebut dan menolak memberikan batasan terhadap bantuan militer AS.
Pada awal Oktober, Biden menyatakan, tidak ada pemerintahan yang membantu Israel lebih banyak daripada yang dilakukannya.