BACAKORAN.CO - Israel disesak oleh para pemimpin negara-negara Barat untuk berhenti menyerang pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di perbatasan Lebanon.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan bahwa dirinya sudah meminta Tel Aviv, sekutunya, untuk menghentikan serangan semacam itu.
Laporan terbaru Pasukan Interim PBB di Lebanon, atau biasa disebut UNIFIL, menyatakan sedikitnya lima tentara mereka mengalami luka-luka karena serangan militer Israel yang bertempur melawan Hizbullah di wilayah Lebanon bagian selatan.
Ada dua tentara nasional Indonesia (TNI) yang mengalami luka-luka, diantaranya prajurit UNIFIL.
Dalam pernyataannya, UNIFIL menuduh militer Israel "secara sengaja" menembak posisi pasukannya di Lebanon bagian selatan.
Kritikan dan kecaman juga menghujani Israel akibat rentetan serangan yang melukai pasukan penjaga perdamaian PBB itu.
Bahkan sejumlah pemimpin negara-negara Barat membuat pernyataan untuk mendesak Tel Aviv menghentikan serangan terhadap pasukan PBB di Lebanon.
Sebelumnya, dua anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sedang bertugas di UNIFIL terluka.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyatakan kekecewaan mendalam atas insiden ini.
"Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan militer Israel yang melukai dua prajurit TNI dari pasukan perdamaian PBB di Lebanon Selatan," ujar Retno dalam pernyataan tertulis yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri RI. Dikutip dari cnnindonesia.com (11/10/24)
BACA JUGA:2 TNI Terluka Karena Serangan Israel, Pasukan PBB UNIFIL Tetap Akan Berada di Lebanon Selatan
Kedua prajurit TNI tersebut mengalami luka ringan saat sedang bertugas di menara pengawas kontingen Indonesia di Naqoura, Lebanon Selatan, yang berada di kawasan 'blue line'.