BACAKORAN.CO - Pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) di Libanon kembali menjadi sasaran serangan militer Israel.
Menurut laporan yang dikutip dari kanal YouTube TVOne News, serangan ini mencakup penembakan yang menyasar infrastruktur pasukan PBB di wilayah Libanon Selatan, termasuk menara pengawas mereka.
Kejadian ini terjadi setelah dua tank Merkava Israel menghancurkan gerbang utama pos PBB di Ramah.
Dan laporan lain menyebutkan bahwa serangan tersebut telah melukai tentara Indonesia dan Sri Lanka yang tergabung dalam misi UNIFIL.
BACA JUGA:Alternatif Cerdas! 10 Detergen Lokal Bebas Afiliasi Israel, Dijamin Angkat Noda Seketika
Kepala Pusat Studi Air Power Indonesia, Marsekal TNI Purnawirawan Cepi Hakim, menjelaskan bahwa serangan ini merupakan bagian dari strategi Israel untuk mengeliminasi ancaman yang dirasakannya.
Menurutnya, Israel merasa terancam oleh kehadiran Hizbullah di dekat perbatasan, dan UNIFIL dipandang sebagai tameng bagi kelompok tersebut.
"Israel berusaha memilih target strategis yang dianggap memiliki potensi ancaman bagi keamanan nasionalnya," ungkap Cepi.
Namun, pertanyaan muncul: mengapa PBB tidak mengambil tindakan tegas terhadap Israel?
BACA JUGA:Kelompok Hizbullah Luncurkan Drone Mirsad-1 Ke Banyamina, Begini Ternyata Kelemahan Militer Israel
Menurut pakar Timur Tengah Nasir Tamara, ketidakberdayaan PBB dalam merespons agresi Israel mencerminkan ketegangan politik global dan lobi kuat Israel di Amerika Serikat.
"Keberpihakan PBB terhadap kekuatan Barat dan kuatnya lobi Israel membuat organisasi ini kesulitan untuk bersikap netral," ujarnya.
Kepala UNIFIL, Jenderal Aroldo Lazaro, juga mengonfirmasi bahwa situasi di lapangan semakin memprihatinkan.