Dalam laporannya, IMF pun memperingatkan tarif dan ketidakpastian perdagangan bisa memangkas output ekonomi global sekitar 0,5 persen pada tahun 2026.
Selain itu, lembaga ini menyoroti kekhawatiran terkait utang publik global yang diperkirakan mencapai $100 triliun atau 93 persen dari produk domestik bruto dunia pada akhir 2024, dengan peningkatan signifikan di AS dan Tiongkok.
IMF mendesak pemerintah untuk mengambil langkah sulit guna menstabilkan utang, terutama di tengah kebutuhan untuk membiayai transisi energi bersih, mendukung populasi yang menua, dan memperkuat keamanan nasional.
IMF memperingatkan mengenai risiko terhadap prospek utang yang cenderung meningkat.
Di sisi lain, IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS menjadi 2,8 persen pada tahun ini dan 2,2 persen untuk tahun depan, berkat konsumsi yang lebih kuat.
BACA JUGA:Tidak Ada Satu Pun di Pulau Jawa! Ini 10 Besar Provinsi Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Sumsel 5,08% Lampaui Nasional, Tertinggi Kedua di Sumatera
Selain itu, IMF memperingatkan kebijakan moneter ketat dapat menghambat pertumbuhan lebih dari yang diantisipasi.
Tekanan utang yang meningkat di negara-negara berkembang serta kenaikan harga pangan dan energi akibat perang, perubahan iklim, dan ketegangan geopolitik juga menjadi risiko yang perlu diwaspadai ke depannya.