BACOKORAN.CO - Amerika Serikat mengutuk keras serangan udara Israel di Gaza yang menghantam wilayah Beit Lahiya pada Selasa (29/10), dengan sorotan khusus pada korban sipil, termasuk anak-anak yang menjadi korban.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller, menyebutkan bahwa pihak AS sangat prihatin dengan jatuhnya korban sipil yang tak terhitung jumlahnya dalam insiden ini.
Menurut laporan dari petugas medis Palestina, sedikitnya 93 orang tewas atau hilang akibat serangan tersebut.
AS pun segera berkomunikasi dengan pemerintah Israel untuk meminta penjelasan terkait insiden tragis ini.
BACA JUGA:Tragis! 109 Warga Tewas akibat Serangan Brutal Israel ke Apartemen 5 Lantai di Gaza Utara
“Kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa korban anak-anak mencapai puluhan dalam laporan tersebut,” jelas Miller. Dilansir dari Detik.com (30/10/24)
AS pun mengingatkan pentingnya pendekatan lebih hati-hati dari Israel, khususnya dalam mencapai tujuan strategisnya tanpa memperpanjang konflik.
Miller juga menyebut bahwa saat ini perlu adanya gencatan senjata di Gaza untuk menghindari korban lebih banyak dan untuk mengakhiri ketegangan berkepanjangan.
Kecaman terhadap Kebijakan Larangan UNRWA oleh Israel
BACA JUGA:Bantuan Gaza Terancam Putus! Israel Sahkan UU Pembatasan Aktivitas UNRWA, Begini Respon PBB!
BACA JUGA:Memanas! Pasukan Tentara Israel Serang Lebanon Timur dan Sebabkan 60 Orang Tewas
Seiring dengan situasi di Gaza, Israel juga mendapat kecaman tajam dari para pengacara HAM terkait larangan operasi badan bantuan PBB untuk Palestina, UNRWA.
Pengacara HAM Israel, Michael Sfard, menilai kebijakan Israel ini berpotensi menyebabkan krisis kemanusiaan besar.
Menurutnya, keputusan tersebut hanya menambah kesulitan pengungsi Palestina dalam mendapatkan bantuan dan layanan dasar yang mereka butuhkan.
Sfard menyoroti peran Jerman dan AS sebagai pendukung kebijakan Israel yang kerap mendapat kritik internasional.