BACAKORAN.CO - Sidang parlemen Selandia Baru digemparkan oleh aksi protes dramatis Hana Rawhiti Maipi Clarke, anggota parlemen muda dari suku Maori.
Ia menampilkan haka Ka Mate, tarian perang tradisional, sebagai simbol perlawanan terhadap rancangan undang-undang (RUU) yang dinilai merugikan hak suku Maori.
Dalam video yang beredar luas di media sosial, Hana Rawhiti anggota partai oposisi, terlihat penuh semangat melantunkan seruan "Ka mate, ka mate, ka ora, ka ora!".
Ucapan tersebut berarti, "Aku mati, aku mati, aku hidup, aku hidup" Dengan ekspresi mata melotot dan hentakan kaki yang kuat.
BACA JUGA:Gagal Revisi RUU Pilkada, Kini DPR RI Sahkan Perubahan Undang-Undang soal Pelayaran, Ini Dampaknya!
Ia memimpin tarian haka sembari merobek lembaran RUU kontroversial tersebut di ruang sidang.
Aksi tersebut menjadi bentuk penolakan terhadap RUU yang dianggap menafsirkan ulang Perjanjian Waitangi.
Sebuah dokumen bersejarah yang disepakati antara kepala suku Maori dan pasukan Inggris pada tahun 1840.
Menurut Hana, RUU itu berpotensi melanggar kesepakatan hak dan posisi suku Maori dalam pemerintahan Selandia Baru.
BACA JUGA:DPR Batalkan Pengesahan RUU Pilkada Demi Patuhi Putusan MK, Percaya? Simak Pernyataan Lengkapnya!
Ketua parlemen Gerry Brownlee sempat mencoba menghentikan aksinya, tetapi Hana dengan berani berjalan ke tengah ruangan.
Diikuti oleh anggota parlemen suku Maori lainnya yang turut menyanyikan Ka Mate sambil menghentakkan kaki di lantai.
Apa Itu Haka Ka Mate?
Haka Ka Mate merupakan salah satu bentuk tarian tradisional suku Maori yang melambangkan kekuatan, persatuan, dan kebanggaan budaya.
BACA JUGA:DPR Batalkan Pengesahan RUU Pilkada Demi Patuhi Putusan MK, Percaya? Simak Pernyataan Lengkapnya!