BACAKORAN.CO - Aksi boikot produk afiliasi Israel kembali membuahkan hasil. Setelah KFC dilaporkan mengalami kerugian, kini giliran Pizza Hut yang menghadapi dampak besar.
PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), pemegang lisensi Pizza Hut di Indonesia, melaporkan penurunan drastis dalam jumlah gerai, penurunan penjualan, hingga kerugian finansial yang signifikan sepanjang 2024.
Menurut laporan keuangan kuartal III 2024, jumlah gerai Pizza Hut di Indonesia berkurang sebanyak 20 gerai dalam setahun terakhir.
Pada September 2024, hanya tersisa 595 gerai, dibandingkan 615 gerai pada periode yang sama tahun lalu.
BACA JUGA:12 Susu UHT yang Bikin Anak Ketagihan dan Bebas Afiliasi Israel, Ultra Boikot Ajah!
Penurunan ini juga diikuti dengan pengurangan 371 karyawan tetap, dari 5.022 pada akhir 2023 menjadi 4.651 pada September 2024.
Penjualan neto Pizza Hut juga mengalami penurunan drastis.
Hingga kuartal III 2024, penjualan tercatat sebesar Rp2,03 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2023, yaitu Rp2,75 triliun.
Kerugian bersih perusahaan pun membengkak menjadi Rp96,7 miliar, naik lebih dari dua kali lipat dari kerugian Rp38,9 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
BACA JUGA:Boikot Sunlight! 10 Rekomendasi Sabun Cuci Piring Lokal yang Gak Kalah Bersih, Hemat dan Super Ampuh
Direktur Operasional Sarimelati Kencana, Boy Ardhitya Lukito, menyebut bahwa tekanan ekonomi akibat tensi geopolitik di Timur Tengah turut memengaruhi bisnis mereka.
Selain itu, penurunan daya beli masyarakat kelas menengah juga menjadi salah satu faktor utama.
"Tapi jika dampak geopolitik bisa dilihat dari social reasoning kami memang sudah ada penurunan dari waktu awal itu, tapi kami tidak bisa memisahkan mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil," jelas Boy dilansir tim bacakoran.co dari cnnindonesia.com.