BACAKORAN.CO - Tragedi memilukan terjadi di sebuah pondok pesantren di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Seorang santri berusia 14 tahun berinisial RF ditemukan tewas tergantung menggunakan sarung di bawah rumah panggung kompleks pondok pesantren Madrasatul Quran Hasyim Asyari.
Peristiwa ini mengundang perhatian luas setelah hasil autopsi mengungkap dugaan adanya tindak pidana di balik kematian korban.
Korban yang masih duduk di bangku kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah, awalnya dilaporkan tewas gantung diri pada Sabtu malam.
BACA JUGA:Tragis! Longsor Hantam Santri Ponpes Darussyifa Al-Fithroh Sukabumi, 4 Tewas, 5 Luka-Luka
BACA JUGA:Akhirnya Terungkap! Begini Kronologi Pembunuhan Santriwati Berinisial SN di Kendal
Namun keluarga korban merasa janggal dengan kondisi jenazah dan memutuskan untuk melakukan autopsi.
Tangis histeris keluarga, terutama sang ibu dan kakak korban, mewarnai proses autopsi di ruang Bidokes Polda Sulawesi Selatan di Makassar pada Minggu petang.
Menurut Amirudin paman korban, informasi awal dari pondok pesantren menyebut kematian korban disebabkan oleh gantung diri.
Namun, hasil autopsi justru mengungkap adanya jejak kekerasan pada tubuh korban, termasuk indikasi kekerasan seksual.
BACA JUGA:Tragis! 4 Santri dan Pengasuhnya Tewas dalam Kecelakaan Minibus Elf di Tol Ungaran Semarang
Fakta ini semakin memperkuat dugaan keluarga bahwa kematian RF bukanlah murni bunuh diri.
Hasil autopsi menunjukkan adanya luka-luka yang tidak sesuai dengan kematian akibat gantung diri.
"Kami menemukan beberapa tanda kekerasan pada tubuh korban. Selain itu, ada indikasi tindak kekerasan seksual. Saat ini, hasil tersebut sedang kami sinkronkan dengan temuan penyidik," ujar Denny Mathius Kepala Forensik Dokpol Polda Sulsel, dilansir tim bacakoran.co dari kanal youtube Liputan6.