“Kelompok massa ini menggunakan alat perang tradisional, seperti panah dan parang, sehingga kami harus bekerja ekstra untuk menghindari jatuhnya korban jiwa lebih banyak,” ungkap Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo.
BACA JUGA:Unggul Telak di Quick Count Pilkada Sumut, Bobby Nasution Tegaskan Tak Boleh Jumawa!
KPU dan Bawaslu Papua menyayangkan insiden ini, mengingat Pilkada seharusnya menjadi ajang demokrasi yang damai.
Namun, realitas di lapangan menunjukkan tantangan besar dalam mewujudkan pemilu yang jujur dan adil di wilayah dengan sejarah konflik seperti Papua.
Pihak keamanan memastikan akan terus berjaga-jaga hingga situasi benar-benar kondusif.
Selain itu, langkah mediasi antara kedua kelompok yang bertikai juga tengah diupayakan untuk mencegah kericuhan lanjutan.
BACA JUGA:Ibunda Dede Yusuf, Artis Senior Rahayu Effendi Wafat di Usia 82 Tahun
Kerusuhan ini mencerminkan perlunya pendekatan khusus dalam penyelenggaraan Pilkada di Papua.
Selain keamanan yang lebih ketat, pendidikan politik dan dialog antarpendukung paslon perlu ditingkatkan untuk mencegah bentrokan serupa di masa depan.
Apakah upaya ini cukup untuk menjaga stabilitas?
Hanya waktu yang akan menjawab. Yang pasti, masyarakat Papua dan seluruh Indonesia berharap agar demokrasi dapat berjalan dengan aman.
BACA JUGA:Real Count KPU Sementara, Vicky Prasetyo Hanya Raup 536 Suara di Pilkada Pemalang
BACA JUGA:Pasangan Tauke Karet dan Bos Rumah Makan Padang Menang di Pilkada Prabumulih 2024
Tanpa harus mengorbankan nyawa dan harta benda.