BACAKORAN.CO - Setelah dilakukan berbagai penyelidikan akhirnya Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, mengungkapkan cara mesin cetak uang palsu dimasukkan ke Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Makassar oleh Andi Ibrahim dkk.
Mesin berukuran besar dengan berat 3 ton itu dibawa para tersangka masuk ke kampus pada saat malam hari.
Mesin pencetak uang palsu itu dipindahkan dengan menggunakan papan dengan luas ruangan tempat menyimpan mesin itu sebesar 2x4 meter persegi.
Ruangan tersebut diberikan peredam suara dengan menggunakan gipsum yang di dalamnya ada gabus.
BACA JUGA:Peran ke-17 Sindikat Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar, Ini Peran Masing-Masing Pelaku
Saat suara mesin itu terdengar, beberapa staf sempat bertanya. Namun, para tersangka menjawab lagi cetak buku, sehingga berhentilah kecurigaan pada saat itu.
Menurutnya, pada saat mesin itu dibawa masuk ke kampus, tersangka sempat ditanya oleh security/satpam setempat.
Tersangka pun berdalih mesin tersebut untuk mencetak buku dan akan disimpan di perpustakaan.
Diketahui beberapa fakta lain seperti Andi Ibrahim, tersangka kasus pabrik uang palsu di UIN Alauddin ternyata hendak mencalonkan diri sebagai calon bupati Barru.
Guna memuluskan rencananya itu, Kepala Perpustakaan UIN Alauddin itu berencana memakai uang palsu sebagai dana maju Pilkada serentak 2024.
Hal ini disampaikan Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel), Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024) siang.
Yudhi membeberkan hal itu sambil menunjukkan proposal Andi Ibrahim.
Proposal itu bergambar Andi Ibrahim mengenakan jas tutup dan songkok recca.
Ia batal maju lantaran tak ada partai politik (parpol) yang meliriknya.