BACAKORAN.CO - Belasan polisi ditetapkan menjadi tersangka pemerasan terhadap WN Malaysia yang menjadi penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024.
Kasus pemerasan ini mencuri perhatian publik di media sosial, Konser yang berlangsung pada 13, 14, dan 15 Desember 2024 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.
Beberapa WNA Malaysia melakukan protes atas pemerasan yang mencapai kerugian berjumlah Rp32 miliar.
Kasus ini bermula dari pengakuan penonton Malaysia di media sosial yang mengikuti DWP 2024.
BACA JUGA:Viral Dugaan Pemerasan di DWP, 34 Polisi Termasuk Pejabat Tinggi Dimutasi
Sekitar 400 penonton mengaku menjadi korban pemerasan oleh polisi dengan nominal mencapai RM 9 juta atau sekitar Rp32 miliar.
"Pengalaman itu benar-benar buruk. Saat saya sedang menikmati acara, polisi tiba-tiba datang dan mulai menangkap orang-orang di sekitar saya. Bagaimana bisa polisi menangkap dan membawa orang satu per satu tanpa alasan yang jelas? Dari yang kami tahu, kawasan ini berada di wilayah hukum Polres Jakarta Pusat,” ungkapnya akun Instagram @*qu*ss*bumdisertai tagar #BoikotDjakartaWarehouseProject.
“Ketika saya sedang menikmati acara, tiba-tiba polisi datang dan mulai menangkap orang-orang di sekitar saya,” tulis akun lainnya.
Melalui pernyataan resminya, Ismaya Live menyampaikan penyesalan atas pengalaman buruk para penonton.
BACA JUGA:Satreskrim OKU Timur
BACA JUGA:Usai Protes Warga Malaysia, Kini 18 Polisi Ditahan Diduga Terlibat Pemerasan di Festival Musik DWP
“Kami mendengar kekhawatiran anda dan sangat menyesali kendala dan frustasi yang anda alami,” tulis Ismaya Live, pada Rabu, 18 Desember 2024.
Namun, promotor mengaku bahwa masalah tersebut merupakan kejadian di luar kendali promotor.
Ismaya Live kemudian menegaskan bahwa terkait dugaan pemerasan oleh polisi, mereka memastikan telah bekerja sama dengan otoritas untuk menyelidiki kasus tersebut.