BACAKORAN.CO - Indonesia sudah ditetapkan oleh FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 edisi 2023. Dengan status itu, Indonesia otomatis menjadi peserta kejuaraan dunia kelompok umur tersebut. Untuk kejuaraan kelompok umur ini di level dunia, Indonesia masih belum punya pengalaman. Piala Dunia U-17 adalah kali pertama Indonesia main di ajang level dunia. Jika tidak berstatus tuan rumah juga belum tentu ikutan di ajang sebesar ini. Bahkan untuk level Asia, Indonesia lebih sering ikut kejuaraan dengan status tuan rumah. Namun demikin, status debutan di ajang Piala Dunia U-17 tidak boleh membuat para pemain berkecil hati. Sebaliknya para pemain harus tertantang memanfaatkan ajang ini untuk menunjukkan yang terbaik. PSSI sebagai induk organisasi juga harus berlari kencang. Mengingat, waktu persiapan cekak. Sekitar empat bulan saja karena 10 November sudah harus memainkan pertandingan sampai 2 Desember 2023. Lalu apa yang harus dilakukan PSSI agar pembentukan tim untuk Piala Dunia U-17 diisi pemain terbaik dan siap bersaing? Mantan kapten Timnas Indonesia Firman Utina mengatakan, PSSI harus secepatnya menggulirkan kompetisi Liga 1. Dengan Liga 1 bergulir, maka ada kewajiban peserta Liga 1 ikut memutar kompetisi untuk kelompok umur. U-16. PSSI punya program itu. Namanya EPA. Elite Pro Academy. Hanya, sampai sekarang program itu belum ada gaungnya mau diadakan mulai kapan. "Jika Liga 1 segera berputar kemudian disusul secepatnya EPA dimainkan, akan memudahkan pelatih untuk memilih pemain yang diinginkan. Sebab, pemain yang berproses bagus belum tentu memiliki progres yang bagus juga. Untuk bisa melihat progres pemain, harus ada kompetisi," jelas Firman. Firman tahu bahwa saat ini Pelatih Timnas Indonesia U-17 Bima Sakti sudah memiliki kerangka tim. Mereka adalah para pemain yang pernah berjuang bersama di Piala AFF U-16. "Tapi kan setelah itu tidak ada kompetisi lagi untuk mereka. Situasi ini akan menjadi tantangan tersendiri dalam pembentukan tim," jelas Firman yang kini mengurusi tim EPA Dewa United. Terlebih, Coach Bima, lanjutnya, juga tidak mungkin langsung comot pemain Garuda Select. Sebab, itu bisa menganggu program mereka yang sedang berjalan. Firman sendiri fokus membina pemain muda. Dia memiliki sekolah sepak bola. Fokusnya adalah mengembangkan pemain U-15. Bahkan dia juga kerap menggelar kompetisi antar sekolah sepak bola untuk usia di bawah 15 tahun. Terakhir dia putar kompetisi itu awal tahun ini di Tangerang. Sekadar informasi, PSSI sendiri sebelumnya sudah menyiapkan skenario pencarian pemain untuk diajak main di Piala Dunia U-17. Caranya dengan gelar seleksi di sembilan kota. Hanya, sampai saat ini di mana saja kotanya belum dirilis. PSSI hanya menyebut bahwa seleksi dilaksanakan pada Juli hingga Agustus sebelum akhirnya para pemain itu dibawa tur ke Eropa, Afrika, dan Asia.(*)
Kategori :