Saat pertama kali ditemukan, korban masih dalam kondisi hidup dan segera dibawa ke Rumah Sakit UNS untuk mendapat pertolongan pertama.
Namun, upaya penyelamatan tidak berhasil. Sekitar tiga puluh menit setelah mendapat perawatan intensif, korban dinyatakan meninggal dunia.
“Pada waktu jatuhnya masih hidup, di rumah sakit masih dipacu. Tapi sekitar 30 menit kemudian meninggal dunia,” ujar Tugiyo dikutip dari Kompas.com.
Dari hasil pemeriksaan saksi dan pihak kampus, korban diketahui memiliki riwayat gangguan mental.
BACA JUGA:Mahasiswi ITB Ditangkap Karena Meme Prabowo-Jokowi, Kemendiktisaintek Beri Pendampingan Hukum
Polisi menyebut korban diduga mengidap gangguan bipolar dan pernah melakukan percobaan bunuh diri sebelumnya.
“Dari informasi teman-temannya dan klinik kampus, dulu sempat pernah juga mencoba bunuh diri tapi berhasil dicegah. Memang ada riwayat bipolar,” ungkap Tugiyo kepada wartawan, dikutip dari Tempo.co.
Korban bahkan pernah terlihat hendak meloncat dari gedung yang sama pada bulan sebelumnya, namun aksinya berhasil digagalkan oleh rekan-rekannya yang melihat dan segera menarik korban menjauh dari balkon.
Peristiwa naas ini diduga terjadi ketika korban sedang sendirian di lokasi.
Saat suasana kampus cukup sepi, korban naik ke balkon lantai lima dan melompat tanpa diketahui siapapun.
BACA JUGA:UU ITE Jerat Mahasiswi ITB Pembuat Meme Prabowo-Jokowi Berciuman, Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara
BACA JUGA:Mobil 5 Jam Terparkir di Swalayan, Taruna IPDN dan Mahasiswi Ditemukan Tewas dengan Posisi Begini!
“Jika ada kecemasan dan gelisah, dia mencoba bunuh diri. Sebelumnya ada keterangan dari saksi, dalam bulan ini mau bunuh diri juga, mau melompat dari gedung juga, dan ketahuan teman-temannya lalu ditarik, diberi pengertian, lalu tidak jadi bunuh diri,” kata Tugiyo.
Polisi hingga saat ini masih melakukan koordinasi dengan keluarga korban dan pihak rumah sakit.
Identifikasi jenazah sudah dilakukan dan keluarga telah diminta datang untuk proses pemulasaraan.