“Provokasi Pembakaran Al-Quran di Denmark: Memahami Kebebasan Berbicara dan Penghormatan Terhadap Agama&

Rabu 26 Jul 2023 - 13:58 WIB
Reporter : Hendra Agustian
Editor : Hendra Agustian

Provokasi Pembakaran Al-Quran di Denmark: Memahami Kebebasan Berbicara dan Penghormatan Terhadap Agama BACAKORAN.CO - Pembakaran Al-Qur'an di Eropa. Aksi provokatif terjadi di Kopenhagen pada Selasa (25/7/2023), dimana sekelompok kecil aktivis anti-Islam yang menamai diri mereka . "Patriot Denmark"melakukan pembakaran Al-Qur'an di depan kedutaan Mesir dan Turki. Demonstrasi ini menjadi tindak lanjut dari serangkaian aksi serupa di Denmark dan Swedia dalam beberapa pekan terakhir, yang telah menimbulkan kemarahan di kalangan umat Islam. Di lansir dari sumber terpercaya, aksi pembakaran Al-Qur'an oleh kelompok ini sebelumnya telah terjadi di depan kedutaan Irak. Dan juga dua insiden serupa tercatat di Swedia selama sebulan terakhir. Respons dari pemerintah Denmark dan Swedia terhadap kejadian ini mengecam aksi tersebut dan menyatakan penyesalan mereka. Namun, aturan yang mengutip kebebasan berbicara membuat mereka tidak dapat mengambil tindakan preventif secara hukum. Tidak hanya Turki yang mengutuk aksi "serangan berkelanjutan" terhadap Al-Qur'an, tetapi juga negara-negara lainnya, seperti Bahrain dan Irak. Yang menuntut tindakan cepat dari Uni Eropa untuk mempertimbangkan ulang kebebasan berekspresi dan hak untuk berdemonstrasi terkait kasus pembakaran kitab suci ini. Meskipun pemerintah Denmark menyatakan kecaman atas pembakaran tersebut, Menteri Luar Negeri Lars Lokke Rasmussen mengakui bahwa mereka memiliki keterbatasan dalam menghentikan demonstran non-kekerasan. Profesor hukum dari Universitas Kopenhagen, Trine Baumbach, menambahkan bahwa hukum Denmark memberikan kebebasan berbicara yang luas kepada individu, termasuk bentuk ekspresi seperti pembakaran barang.

Memahami Kebebasan Berbicara dan Penghormatan Terhadap Agama

Dalam upayanya menanggapi situasi ini, Menteri Luar Negeri Irak, Fuad Husseein, dan Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, melakukan panggilan telepon yang konstruktif untuk membahas pembakaran Al-Qur'an dan hubungan antara kedua negara. Namun, perbedaan pandangan tentang ekspresi dan kebebasan berbicara tetap menjadi isu yang perlu di pertimbangkan secara cermat. Dalam sebuah pernyataan di platform jejaring sosial X (sebelumnya di kenal sebagai Twitter). Menteri Luar Negeri Denmark menegaskan kembali penolakannya terhadap tindakan memalukan tersebut. Dimana dalam hal ini menekankan pentingnya menjaga ketertiban dalam melakukan protes. Konflik antara hak berbicara dan rasa hormat terhadap agama dan keyakinan masih menjadi tantangan bagi negara-negara di seluruh dunia. Kondisi ini meninggalkan pertanyaan tentang bagaimana setiap negara dapat menemukan keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan penghormatan terhadap nilai-nilai keagamaan yang di pegang oleh sebagian besar umat manusia. Masyarakat internasional di uji dalam mencari solusi yang adil dan bijaksana untuk menghadapi situasi semacam ini. Dimana keberagaman pendapat dan sensitivitas budaya harus diakui dan di pelihara secara seimbang." (zva)
Tags :
Kategori :

Terkait