SIMAK! Deretan Mall Dijual, Pailit Demi Bayar Hutang, Ini Penyebabnya?
Marak Mall ternama hendaka dijual lantaran sepinya pengunjung dan pailit untuk membayar hutang yang ada--
BACAKORAN.CO - Guncangan hebat melanda dunia perbelanjaan di Jakarta, di mana sejumlah pusat perbelanjaan utama telah merasakan dampak buruk dari sepinya pengunjung.
Kondisi ini memaksa pemilik mal ternama di kota ini untuk mengambil tindakan radikal dengan menjual aset berharga mereka, menandai sebuah era baru yang mencengangkan dalam industri perbelanjaan.
Salah satu contoh dramatis dari tren ini adalah penjualan Mall Neo Soho dengan nilai fantastis, mencapai Rp 1,44 Triliun.
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melalui PT Tiara Metropolitan Indah (TMI) menjual mal ikonik ini kepada PT NSM Assets Indonesia (NSMAI).
BACA JUGA:Barang di Mall Banting Harga, ISF 2023 Targetkan Transaksi Rp20,5 Triliun
Dana dari penjualan tersebut akan digunakan untuk investasi dalam saham baru (saham seri B) dalam NSMAI, yang akan mengontrol sebanyak 28,58% dari modal perusahaan tersebut.
Mall Central Park, yang berlokasi di Grogol, Jakarta Barat, juga mengalami perubahan kepemilikan yang mencolok.
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) telah menjual aset ini sebagai langkah dalam upaya melunasi sebagian besar utang perusahaan dan memperkuat likuiditasnya.
Transaksi ini juga melibatkan pembiayaan kembali di PT CPM Assets Indonesia, yang sekarang memiliki 28,58% saham di PT CPM Assets Indonesia.
Namun, drama penjualan aset tak berhenti di situ. Lippo Mall Puri juga terguncang oleh gejolak ini, dengan penjualan senilai Rp 3,5 Triliun. Sementara Aeon Mall Sentul City juga dijual harga mencapai Rp 1,9 Triliun.
Semua transaksi ini menunjukkan bahwa industri perbelanjaan di Jakarta tengah berada dalam tekanan yang luar biasa.
BACA JUGA:Pelarangan Medsos Berjualan! Pemerintah Lindungi UMKM dan Data Pribadi Warga
Tak kalah menghebohkan, PT Cowell Development Tbk (COWL) baru-baru ini mengumumkan penjualan Plaza Atrium Segitiga Senen, pusat perbelanjaan yang terletak di jantung ibu kota.
Keputusan ini diambil karena kondisi keuangan yang memburuk akibat sepinya pengunjung mal. Pengumuman ini disampaikan melalui keterangan resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pengumuman tersebut juga mengungkapkan bahwa hak pengelolaan gedung Plaza Atrium Segitiga Senen akan dieksekusi oleh PT Euro Tanada, yang bertindak sebagai pemegang jaminan atas fasilitas ini.
Semua peristiwa ini memunculkan pertanyaan serius mengenai masa depan industri perbelanjaan di Jakarta.