Menyelam Dasar Sungai Kedalaman 15-30 Meter, Barang Antik Diburu Orang Tionghoa

pencarian barang antik di sepanjang aliran Sungai Musi Palembang tetap marak dilakukan--

BACAKORAN.CO - Meskipun berbagai upaya modern telah menggantikan tradisi kuno, pencarian barang antik di sepanjang aliran Sungai Musi Palembang tetap marak dilakukan oleh beberapa orang.

Kendati beberapa mencoba mencari harta berharga di lahan kebun, mayoritas orang lebih memilih berpetualang ke dasar Sungai Musi, dengan harapan menemukan barang antik yang berharga.

Aktivitas mencari barang antik di Sungai Musi berlangsung dari sekitar Benteng hingga Kelurahan 3 Ilir, melewati Sungai Tawar.

Namun, pencarian ini tidaklah mudah, karena para pencari harus menyelam ke kedalaman sungai yang mencapai sekitar 15-30 meter.

BACA JUGA:Barang Antik Bersejarah! Cara Bedakan Yang Asli dan Hiasan Biasa, Ini Harus Diperhatikan

Setelah sampai di dasar sungai, mereka harus merabah dan mengeruk lumpur hingga sekitar dua meter.

Yang lebih mencengangkan adalah bahwa para pencari ini hanya mengandalkan alat-alat tradisional, seperti selang panjang yang digunakan untuk bernapas di bawah air.

Mereka seringkali menghadapi risiko besar yang mengancam keselamatan mereka dalam usaha mencari barang antik ini. "Mereka terpaksa melakukan hal ini untuk memenuhi kebutuhan hidup," ujar Bahar, salah seorang pencari barang antik.

Namun, tidak selalu ada jaminan bahwa mereka akan menemukan barang antik yang mereka cari.

"Kita sering merugi karena telah mengeluarkan biaya besar untuk kegiatan ini. Keuntungan baru didapatkan ketika kita berhasil menemukan barang antik," tambahnya.

BACA JUGA:Barang Antik Bersejarah! Cara Bedakan Yang Asli dan Hiasan Biasa, Ini Harus Diperhatikan

Menurut informasi yang beredar, semakin sulit menemukan barang antik di aliran Sungai Musi. Aktivitas pencarian barang antik telah berlangsung sejak tahun 2000, dan semakin sedikit barang antik yang tersisa untuk ditemukan.

Kolektor barang antik, Faisal Sazilin, mengakui bahwa barang-barang antik yang diperolehnya dari para pencari sungai meliputi keramik antik dari berbagai periode sejarah, seperti Dinasti Tang, Dinasti Qing, Kerajaan Sriwijaya, dan Kesultanan Palembang.

Barang-barang tersebut mencakup mangkok, piring, bule-bule, dan banyak jenis barang antik lainnya.

Kebanyakan pencari dan kolektor barang antik ini adalah warga Tionghoa yang datang langsung dari China ke Palembang. Mereka melakukan perjalanan jauh ini sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah nenek moyang mereka.


"Mereka membeli barang antik untuk menghargai warisan sejarah mereka," kata Faisal di rumahnya di Lorong Sawah, Rt 7, Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan IB 2 Palembang.

Meskipun aktivitas pencarian barang antik ini menimbulkan risiko dan biaya yang tinggi, kecintaan terhadap warisan budaya dan sejarah tetap memotivasi orang-orang untuk terus menjalankan tradisi ini di Sungai Musi.

Menyelam Dasar Sungai Kedalaman 15-30 Meter, Barang Antik Diburu Orang Tionghoa

Yudi

Yudi


bacakoran.co - meskipun berbagai upaya modern telah menggantikan tradisi kuno, pencarian barang antik di sepanjang aliran sungai musi palembang tetap marak dilakukan oleh beberapa orang.

kendati beberapa mencoba mencari harta berharga di lahan kebun, mayoritas orang lebih memilih berpetualang ke dasar sungai musi, dengan harapan menemukan barang antik yang berharga.

aktivitas mencari barang antik di sungai musi berlangsung dari sekitar benteng hingga kelurahan 3 ilir, melewati sungai tawar.

namun, pencarian ini tidaklah mudah, karena para pencari harus menyelam ke kedalaman sungai yang mencapai sekitar 15-30 meter.



setelah sampai di dasar sungai, mereka harus merabah dan mengeruk lumpur hingga sekitar dua meter.

yang lebih mencengangkan adalah bahwa para pencari ini hanya mengandalkan alat-alat tradisional, seperti selang panjang yang digunakan untuk bernapas di bawah air.

mereka seringkali menghadapi risiko besar yang mengancam keselamatan mereka dalam usaha mencari barang antik ini. "mereka terpaksa melakukan hal ini untuk memenuhi kebutuhan hidup," ujar bahar, salah seorang pencari barang antik.

namun, tidak selalu ada jaminan bahwa mereka akan menemukan yang mereka cari.

"kita sering merugi karena telah mengeluarkan biaya besar untuk kegiatan ini. keuntungan baru didapatkan ketika kita berhasil menemukan barang antik," tambahnya.

menurut informasi yang beredar, semakin sulit menemukan barang antik di aliran sungai musi. aktivitas pencarian barang antik telah berlangsung sejak tahun 2000, dan semakin sedikit barang antik yang tersisa untuk ditemukan.

kolektor barang antik, faisal sazilin, mengakui bahwa barang-barang antik yang diperolehnya dari para pencari sungai meliputi keramik antik dari berbagai periode sejarah, seperti dinasti tang, dinasti qing, kerajaan sriwijaya, dan kesultanan palembang.

barang-barang tersebut mencakup mangkok, piring, bule-bule, dan banyak jenis barang antik lainnya.

kebanyakan pencari dan kolektor barang antik ini adalah warga tionghoa yang datang langsung dari china ke palembang. mereka melakukan perjalanan jauh ini sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah nenek moyang mereka.


"mereka membeli barang antik untuk menghargai warisan sejarah mereka," kata faisal di rumahnya di lorong sawah, rt 7, kelurahan 30 ilir, kecamatan ib 2 palembang.

meskipun aktivitas pencarian barang antik ini menimbulkan risiko dan biaya yang tinggi, kecintaan terhadap warisan budaya dan sejarah tetap memotivasi orang-orang untuk terus menjalankan tradisi ini di sungai musi.

Tag
Share