Beras Singkong Menjadi Alternatif pengganti Nasi Untuk Di konsumsi, wuihh Bener Gak Sih ?
konsumsi beras singkong atau rasi untung mengantikan nasi dari Kampung Adat Cireudeun - Cimahi, Indonesia--
Pada tahun 1920-an, kampung ini mengalami kekeringan yang panjang, dan masyarakat menghadapi tantangan besar dalam mencukupi kebutuhan pangan mereka.
BACA JUGA:Bencana El Nino! Harga Melonjak, Impor Beras 1 Juta Ton
Salah satu toko setempat kemudian memperkenalkan konsep mengolah singkong menjadi "Rasi" atau beras singkong.
Proses pengolahan ini melibatkan penggilingan singkong, penyaringan, dan pengeringan ampasnya, sehingga menghasilkan beras singkong yang bisa dimakan.
Keunikan Rasa dan Kekenyangan Singkong
Masyarakat di Kampung Adat Cireudeun memilih untuk terus mengonsumsi Rasi sampai saat ini karena telah terbukti bahwa singkong dapat bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan dan menyediakan rasa kenyang yang lebih lama dari pada nasi.
Dengan kata lain, singkong adalah makanan yang lebih tahan lama dan memuaskan, yang menjadi alternatif yang sangat berharga di tengah naiknya harga beras saat ini.
BACA JUGA:‘Operasi Beras’ Berantas Inflasi, Meringankan Ekonomi Rakyat
Masyarakat setempat biasanya hanya makan dua kali sehari, karena Rasi sangat mengenyangkan.
Selain itu, singkong memiliki manfaat tambahan, seperti keberlanjutan dalam pertanian, sehingga membantu mengurangi tekanan terhadap tanah dan sumber daya.
Potensi Alternatif di Tengah Krisis Pangan
Seiring dengan harga beras yang terus naik dan meningkatnya kekhawatiran akan krisis pangan di masa depan, tradisi makan Rasi di Kampung Adat Cireudeun menjadi inspirasi yang berharga.
Masyarakat di tempat ini telah menunjukkan bahwa ada cara untuk bertahan dan bahkan berkembang dalam kondisi ekonomi yang sulit.
BACA JUGA:Inflasi! Harga Beras-Ayam Melonjak. Petugas Sidak Pasar?
Makanan alternatif seperti beras singkong memiliki potensi besar untuk mengatasi tantangan pangan di masa depan, terutama jika diolah dengan baik dan disebarkan lebih luas.(*)