Beras Singkong Menjadi Alternatif pengganti Nasi Untuk Di konsumsi, wuihh Bener Gak Sih ?

konsumsi beras singkong atau rasi untung mengantikan nasi dari Kampung Adat Cireudeun - Cimahi, Indonesia--

BACAKORAN. CO - Pulau Jawa, Indonesia, menyimpan cerita menarik tentang sebuah kampung adat yang telah mempertahankan tradisi unik mereka selama berabad-abad. 

Yahhh Kampung Adat Cireudeun - Cimahi, yang terletak di Jawa Barat, telah membuktikan kebiasaan makan yang berbeda dari mayoritas penduduk Indonesia. 

Dimana mereka tidak mengonsumsi nasi, yang menjadi bahan makanan pokok di Indonesia, melainkan sesuatu yang disebut "Rasi" atau beras singkong. 

Tradisi ini memiliki Cerita yang mendalam, Dimana awal bermulanya dari zaman penjajahan hingga krisis pangan, dan telah mempertahankan eksistensinya selama berabad-abad. 

BACA JUGA:Melonjak Harga Beras, Mendorong Tingginya Inflasi

Dalam artikel kali ini, kita akan membahas lebih dalam tentang asal-usul dan proses pembuatan Rasi, serta menggali potensi alternatif ini di tengah naiknya harga beras saat ini

Kampung Adat Cireudeun - Cimahi adalah sebuah tempat yang penuh dengan cerita dan tradisi yang luar biasa. 

Salah satu tradisi yang paling mencolok adalah pemilihan untuk tidak mengonsumsi nasi, seperti mayoritas penduduk Indonesia.

Masyarakat di sini telah mempertahankan kebiasaan ini selama berabad-abad, dan tentu saja, banyak yang bertanya-tanya bagaimana tradisi unik ini muncul dan bertahan begitu lama.

BACA JUGA:Membuka Aura Jodoh ‘ Rahasia Gaib Air Cucian Beras: Ini dia 5 Manfaatnya’

Asal Mula Tradisi Beras Singkong

Tradisi makan beras singkong atau yang disebut "Rasi" bermula pada tahun 1918, saat Indonesia masih di bawah penjajahan. 

Pada saat itu, lahan padi para penduduk disita oleh penjajah dan mereka dipaksa untuk beralih dari beras ke singkong. 

Alasan utama di balik peralihan ini adalah penjajah ingin mengontrol produksi beras untuk kepentingan mereka sendiri.

Beras Singkong Menjadi Alternatif pengganti Nasi Untuk Di konsumsi, wuihh Bener Gak Sih ?

Hendra Agustian

Hendra Agustian


bacakoran. co - pulau jawa, indonesia, menyimpan cerita menarik tentang sebuah yang telah mempertahankan tradisi unik mereka selama berabad-abad. 

yahhh kampung adat cireudeun - cimahi, yang terletak di , telah membuktikan kebiasaan makan yang berbeda dari mayoritas penduduk indonesia. 

dimana mereka tidak mengonsumsi nasi, yang menjadi bahan makanan pokok di indonesia, melainkan sesuatu yang disebut "rasi" atau beras singkong. 

tradisi ini memiliki cerita yang mendalam, dimana awal bermulanya dari zaman penjajahan hingga krisis pangan, dan telah mempertahankan eksistensinya selama berabad-abad. 

dalam artikel kali ini, kita akan membahas lebih dalam tentang asal-usul dan proses pembuatan rasi, serta menggali potensi alternatif ini di tengah naiknya harga saat ini

kampung adat cireudeun - cimahi adalah sebuah tempat yang penuh dengan cerita dan tradisi yang luar biasa. 

salah satu tradisi yang paling mencolok adalah pemilihan untuk tidak mengonsumsi , seperti mayoritas penduduk indonesia.

masyarakat di sini telah mempertahankan kebiasaan ini selama berabad-abad, dan tentu saja, banyak yang bertanya-tanya bagaimana tradisi unik ini muncul dan bertahan begitu lama.

asal mula tradisi beras singkong

tradisi makan beras singkong atau yang disebut "rasi" bermula pada tahun 1918, saat indonesia masih di bawah penjajahan. 

pada saat itu, lahan padi para penduduk disita oleh penjajah dan mereka dipaksa untuk beralih dari beras ke singkong. 

alasan utama di balik peralihan ini adalah penjajah ingin mengontrol produksi beras untuk kepentingan mereka sendiri.

pada tahun 1920-an, kampung ini mengalami kekeringan yang panjang, dan masyarakat menghadapi tantangan besar dalam mencukupi kebutuhan pangan mereka. 

salah satu toko setempat kemudian memperkenalkan konsep mengolah singkong menjadi "rasi" atau beras singkong. 

proses pengolahan ini melibatkan penggilingan singkong, penyaringan, dan pengeringan ampasnya, sehingga menghasilkan beras singkong yang bisa dimakan.

keunikan rasa dan kekenyangan singkong

masyarakat di kampung adat cireudeun memilih untuk terus mengonsumsi rasi sampai saat ini karena telah terbukti bahwa singkong dapat bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan dan menyediakan rasa kenyang yang lebih lama dari pada nasi. 

dengan kata lain, singkong adalah makanan yang lebih tahan lama dan memuaskan, yang menjadi alternatif yang sangat berharga di tengah naiknya harga beras saat ini.

masyarakat setempat biasanya hanya makan dua kali sehari, karena rasi sangat mengenyangkan. 

selain itu, singkong memiliki manfaat tambahan, seperti keberlanjutan dalam pertanian, sehingga membantu mengurangi tekanan terhadap tanah dan sumber daya.

potensi alternatif di tengah krisis pangan

seiring dengan harga beras yang terus naik dan meningkatnya kekhawatiran akan krisis pangan di masa depan, tradisi makan rasi di kampung adat cireudeun menjadi inspirasi yang berharga. 

masyarakat di tempat ini telah menunjukkan bahwa ada cara untuk bertahan dan bahkan berkembang dalam kondisi ekonomi yang sulit. 

makanan alternatif seperti beras singkong memiliki potensi besar untuk mengatasi tantangan pangan di masa depan, terutama jika diolah dengan baik dan disebarkan lebih luas.(*)

Tag
Share