Buat Orang Tua, Jangan Keluarkan Kata Ancaman Ini ke Anak Ya, Bahaya Untuk Mental Health

Cara mendidik anak tanpa ancaman--

Buat Orang Tua, Jangan Keluarkan Kata Ancaman Ini ke Anak Ya, Bahaya Untuk Mental Health

BACAKORAN.CO - Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman.

Rotan pemukul, dilempar kapur atau penghapus oleh guru, setrap, dan seterusnya.

Kita dibesarkan dengan seribu satu kata ancaman.

Mulai dari kata Awas… Kalau… Nanti…dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

BACA JUGA:Perbedaan Cewek SMA 90-an Vs Sekarang, Lebih Eksperimental dan berani!

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin membuat kita lebih disiplin.

Namun, juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat bahkan membuat mental health anak terganggu.

Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.

Semua itu sangat tergantung dari atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya.

BACA JUGA:Wajib Tau! Ini Kondisi Medis Gangguan Mental yang Berkaitan dengan Delusi, Siapa Tau Pernah Kamu Alami

Dengan demikian, kecerdasan manusia dapat tumbuh, tetapi sebaliknya juga dapat menurun.

Ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.

Tetapi, juga ada orang yang “tambah pintar” dan ada pula orang yang “tambah bodoh”.

Buat Orang Tua, Jangan Keluarkan Kata Ancaman Ini ke Anak Ya, Bahaya Untuk Mental Health

Hendra Agustian

Hendra Agustian


buat orang tua, jangan keluarkan kata ancaman ini ke anak ya, bahaya untuk mental health

bacakoran.co - bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta .

rotan pemukul, dilempar kapur atau penghapus oleh guru, setrap, dan seterusnya.

kita dibesarkan dengan seribu satu kata ancaman.

mulai dari kata… kalau… nanti…dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin membuat kita lebih disiplin.

namun, juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat bahkan membuat mental health anak terganggu.

temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.

semua itu sangat tergantung dari atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya.

dengan demikian, kecerdasan manusia dapat tumbuh, tetapi sebaliknya juga dapat menurun.

ada dan ada orang yang kurang pintar atau .

tetapi, juga ada orang yang “tambah pintar” dan ada pula orang yang “tambah bodoh”.

untuk para orang tua, mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan kepada anak anak saat usia sekolah.

banyak orang tua saat ini dengan harapan anaknya menjadi anak berprestasi justru bukannya melakukan encouragement, melainkan discouragement.

hasilnya pun bisa diduga, prestasinya sepertinya bagus tetapi kualitasnya tidak hebat-hebat betul.

banyak fakta menunjukkan, anak yang tertekan ternyata juga cenderung menguji adik kelas atau generasi berikutnya dengan cara menekan.

ada semacam unsur balas dendam dan kecurigaan.

buat para orang tua, janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan.

jadilah sahabat yang baik untuk anak dan terbuka atas segala kesulitan dan masalah yang dihadapi sang anak untuk mendapatkan solusi terbaik.*

Tag
Share