bacakoran.co

Kasihan, Puluhan Balita Demam Tinggi Tim Medis Kewalahan, Siapkan Aula Seperti Penanganan Covid

DIARE : Sejak beberapa pekan terakhir jumlah anak dan balita pasien diare di RSUD dr HM Rabain Muara Enim meningkat--

Salah satu orang tua pasien diare, Umi (21) warga Desa Sumakaja Makmur, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, mengatakan bahwa anaknya berumur 1 tahun 8 bulan, mengalami demam tinggi sekitar 2 hari dan lemas karena sering BAB.

Setelah diperiksa di Puskesmas, petugas langsung memberikan rujukan ke rumah sakit karena harus dirawat.

Karena  khawatir dengan kondisi anaknya iapun langsung membawa ke RS HM Rabain karena takut kekurangan cairan.
"Sekarang kondisinya sudah mendingan sebab langsung diinfus,”katanya.

“Ketika baru masuk sedih terlihatnya lemas sekali," ujar ibu muda ini.

BACA JUGA:WAduh! Dampak Kabut Asap di Bandara Palembang, Penerbangan Jadi Terhambat...

Sementara itu, Kadinkes Muara Enim dr Eni Zatila MkM, mengatakan bahwa untuk anak-anak dan balita yang terkena Diare pada tiga bulan  terakhir memang sedikit meningkat.

Dia menjelaskan pada bulan Juli sebanyak 487 orang, dan bulan Agustus stabil  482 orang. Namun pada bulan September meningkat hampir dua kali lipat yakni sebanyak 805 orang.

Dikatakan dr Eni, penyebab diare pada anak bermacam-macam. Seperti kebersihan diri dan sanitasi yang buruk, alergi makanan, keracunan makanan, efek samping obat, kondisi medis tertentu dan lain-lain.

Untuk itu kata dia gejala diare pada anak harus diwaspadai.  Sebab menurutnya gejala diare pada anak tidak sebatas pada meningkatnya frekuensi BAB dan perubahan tekstur fesesnya yang menjadi lebih cair.

BACA JUGA:Curi Perhatian Publik! Agus Anwar Ketiduran Saat Beraksi di Pademangan, Ternyata Ini Penyebabnya...

Lebih lanjut, anak juga bisa merasakan gejala lain seperti mual dan muntah, perut kembung, kram perut, nafsu makan berkurang, demam, mengalami gejala dehidrasi seperti mata cekung, mulut kering, tampak lesu, volume urin berkurang dan berwarna keruh, serta terus-menerus mengantuk.

Lanjut dr Eni, cara mengatasi diare pada anak umumnya akan bergantung pada usia, dan kondisi kesehatan.

Namun, ada cara sederhana yang bisa orangtua lakukan untuk mengatasi kondisi tersebut, seperti penuhi asupan cairannya, baik dengan ASI, kuah sup, maupun air mineral.

Lalu, perbanyak konsumsi makanan yang mengandung nutrisi dan air, seperti buah-buahan. “Berikan cairan oralit guna mencegah terjadinya dehidrasi dan berikan obat zinc,”katanya.

BACA JUGA:Liga 1 2023/2024 Selesaikan Putaran Pertama, Ini Klasemen Paruh Musim


“Jika kondisi anak tidak juga membaik atau justru semakin memburuk, jangan ragu untuk segera membawanya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat,”tegasnya.

Kasihan, Puluhan Balita Demam Tinggi Tim Medis Kewalahan, Siapkan Aula Seperti Penanganan Covid

Gite Wijaya

Doni Bae


bacakoran.co – sejak beberapa pekan terakhir, puluhan anak-anak dan anak di bawah lima tahun (balita) di kabupaten muara enim, sumatera selatan dilarikan ke rumah

mereka mengalami demam tinggi dan sering buang air besar (bab) disertai cairan sehingga membuat mereka lemas. mereka terserang diare.

puluhan anak-anak dan balita itu harus mendapat perawatan di rumah sakit. hal ini membuat hampir seluruh ruangan dan tempat tidur di rsud dr hm rabain muara enim penuh oleh pasein anak-anak dan balita yang terserang diare.

akibat banyaknya pasien membuat petugas rumah sakit dr hm rabain muara enim sedikit kewalahan.

petugas terpaksa menggunakan ruang unit gawat darurat (ugd) dan ruang lainnya untuk menampung pasien diare.

plt direktur dr hm rabain muara enim, dr ibnu umar membenarkan jika beberapa pekan terakhir jumlah pasien diare mengalami peningkatan.

bahkan pihaknya sampai menggunakan ruang igd dengan 15-20 tempat tidur untuk penanganan sementara sembari menunggu ada pasien yang pulang.

dia menjelaskan, pihaknya sudah membuka ruangan kelas ii sebanyak 18 tempat tidur dan ruangan paviliun anak sebanyak 23 kamar serta ruangan tb eks covid sebanyak 59 tempat tidur untuk penanganan para pasien.


"kita akan lihat situasi dan kondisi dilapangan, jika trendnya terus naik mungkin kita akan gunakan ruangan aula seperti penanganan covid dahulu,”katanya.

“intinya kita tidak boleh menolak pasien, dan akan kita tangani secara maksimal. doakan saja petugas kesehatannya selalu sehat," ujarnya.

saat ini, lanjut dr ibnu, untuk pasien yang sudah membaik langsung diperbolehkan pulang sehingga pasien yang masih di rawat ataupun baru masuk bisa menggantikannya.

dan diharapkan agar masyarakat menjaga kesehatan lingkungan dan menjaga pola makan anak, sehingga bisa terhindar dari diare.

salah satu orang tua pasien diare, umi (21) warga desa sumakaja makmur, kecamatan gunung megang, kabupaten muara enim, mengatakan bahwa anaknya berumur 1 tahun 8 bulan, mengalami demam tinggi sekitar 2 hari dan lemas karena sering bab.

setelah diperiksa di puskesmas, petugas langsung memberikan rujukan ke rumah sakit karena harus dirawat.

karena  khawatir dengan kondisi anaknya iapun langsung membawa ke rs hm rabain karena takut kekurangan cairan.
"sekarang kondisinya sudah mendingan sebab langsung diinfus,”katanya.

“ketika baru masuk sedih terlihatnya lemas sekali," ujar ibu muda ini.

sementara itu, kadinkes muara enim dr eni zatila mkm, mengatakan bahwa untuk anak-anak dan balita yang terkena diare pada tiga bulan  terakhir memang sedikit meningkat.

dia menjelaskan pada bulan juli sebanyak 487 orang, dan bulan agustus stabil  482 orang. namun pada bulan september meningkat hampir dua kali lipat yakni sebanyak 805 orang.

dikatakan dr eni, penyebab diare pada anak bermacam-macam. seperti kebersihan diri dan sanitasi yang buruk, alergi makanan, keracunan makanan, efek samping obat, kondisi medis tertentu dan lain-lain.

untuk itu kata dia gejala diare pada anak harus diwaspadai.  sebab menurutnya gejala diare pada anak tidak sebatas pada meningkatnya frekuensi bab dan perubahan tekstur fesesnya yang menjadi lebih cair.

lebih lanjut, anak juga bisa merasakan gejala lain seperti mual dan muntah, perut kembung, kram perut, nafsu makan berkurang, demam, mengalami gejala dehidrasi seperti mata cekung, mulut kering, tampak lesu, volume urin berkurang dan berwarna keruh, serta terus-menerus mengantuk.

lanjut dr eni, cara mengatasi diare pada anak umumnya akan bergantung pada usia, dan kondisi kesehatan.

namun, ada cara sederhana yang bisa orangtua lakukan untuk mengatasi kondisi tersebut, seperti penuhi asupan cairannya, baik dengan asi, kuah sup, maupun air mineral.

lalu, perbanyak konsumsi makanan yang mengandung nutrisi dan air, seperti buah-buahan. “berikan cairan oralit guna mencegah terjadinya dehidrasi dan berikan obat zinc,”katanya.


“jika kondisi anak tidak juga membaik atau justru semakin memburuk, jangan ragu untuk segera membawanya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat,”tegasnya.


dia menjelaskan, sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di usus besar yang berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi.

“diare yang berlangsung lama dapat terjadi akibat peradangan di saluran pencernaan. pengobatan utama diare adalah mencegah dehidrasi," pungkasnya.(way)

Tag
Share