Limbah Ini Dulu Diinjak dan Dicacah, Kini Dipakai Pejabat Hingga Terlihat Cantik dan Gagah

SERAT NANAS : Limbah daun nanas kini di olah menjadi serat dan di tenun menjadi benang hingga menjadi kain yang bernilai ekonomi tinggi. Foto : Dian Cahyani/Sumeks--

BACAKORAN.CO -- Dulu diinjak dan dicacah kini dipakai pejabat hingga terlihat cantik dan gagah. Begitulah nasib limbah daun buah nanas (Ananas comosus).

 

Ditangan trampil para pengrajin serat daun nanas dan penenenun kain yang ada di Kota Prabumulih Sumatera Selatan, daun buah tropis dari famili Bromeliaceae  yang selama ini hanya di buang sebagai limbah perkebunan, kini bernilai ekonomi tinggi.

 

Serat daun nanas itu dipintal menjadi benang dan kemudian di tenun menjadi kain aneka warna serta menjadi produk kerajinan lainnya.

 

Diketahui, di Kota Prabumulih dan beberapa kabupaten tetangga seperti Kabupaten Muara Enim, Ogan Ilir dan Penukal Abab Lematang Ilir, buah asal Amerika Selatan itu  tumbuh subur.

BACA JUGA:Curhat di Medsos! Kiky Saputri Ngaku Kecewa atas 'Pemotongan Materi' Roasting, Ganjar: Kurang Keras kok

 

Di 5 kabupaten kota itu, umumnya nanas menjadi tanaman sela diantara tanaman karet. Namun ada juga yang menanamnya di kebun  secara khusus.

 

Setelah buahnya di panen, pohon nanas biasanya di cabut, di cacah dan diinjak-injak untuk menyuburkan lahan pertanian. Atau dibiarkan mengering begitu saja.

 

 Peluang inilah yang kemudian di lihat sejumlah petani, pengrajin, pemerintah setempat didukung perusahaan seperti Pertamina. Dengan kolaborasi itu, daun nanas kini bernilai ekonomi tinggi.

 

Kini sejumlah kelompok pengrajin serat nanas dan tenun kain berbahan benang dari serat Nanas mulai banyak di temui.

BACA JUGA:DIBUKA GAIS! 2 Loker di PT Railink Dengan Batas Usia Sampai 30 Tahun, Ini Lho Persyaratannya

 

Salah satunya Kelompok Tenun Serat Nanas Riady yang ada di Rumah Busana Riady, Perumahan Griya Sejahtera, Jalan Cendrawasih blok E nomor 20-21, Kelurahan Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.

 

Hari itu, Senin 30 Oktober 2023, waktu  sudah menunjukkan pukul 13.30 WIB. Sejumlah wanita terlihat asik dengan alat tenun.

 

Rita Mulyadi (52) Ketu Kelompok Tenun Serat Nanas Riady  terlihat piawai ‘memainkan’ alat pemintal mengolah serat daun nanas menjadi benang.

 

Sesekali, dia terlihat memindahkan benang sutra berwarna ungu di alat pengintal yang lain untuk dijadikan bahan kombinasi.

BACA JUGA:Kasihan, Puluhan Balita Demam Tinggi Tim Medis Kewalahan, Siapkan Aula Seperti Penanganan Covid

 

Tak memerlukan waktu lama, gulungan benang seketika sudah menebal memenuhi alat pemintal.

 

Wanita yang sudah 27 tahun menekuni profesi sebagai penenun itu terlihat sangat trampil dan cekatan.

 

Profesi sebagai penenun merupakan menurut Rita merupakan "warisan" budaya dari keluarga nya di Desa Tanjung Pinang, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir.

Limbah Ini Dulu Diinjak dan Dicacah, Kini Dipakai Pejabat Hingga Terlihat Cantik dan Gagah

Dian Cahyani

Doni Bae


bacakoran.co -- dulu diinjak dan dicacah kini dipakai pejabat hingga terlihat cantik dan gagah. begitulah nasib limbah daun buah nanas (ananas comosus).

 

ditangan trampil para pengrajin serat daun nanas dan penenenun kain yang ada di sumatera selatan, daun buah tropis dari famili   yang selama ini hanya di buang sebagai limbah perkebunan, kini bernilai ekonomi tinggi.

 

serat daun nanas itu dipintal menjadi benang dan kemudian di tenun menjadi kain aneka warna serta menjadi produk kerajinan lainnya.

 

diketahui, di kota prabumulih dan beberapa kabupaten tetangga seperti kabupaten muara enim, ogan ilir dan penukal abab lematang ilir, buah asal amerika selatan itu  tumbuh subur.

 

di 5 kabupaten kota itu, umumnya nanas menjadi tanaman sela diantara tanaman karet. namun ada juga yang menanamnya di kebun  secara khusus.

 

setelah buahnya di panen, pohon nanas biasanya di cabut, di cacah dan diinjak-injak untuk menyuburkan lahan pertanian. atau dibiarkan mengering begitu saja.

 

 peluang inilah yang kemudian di lihat sejumlah petani, pengrajin, pemerintah setempat didukung perusahaan seperti pertamina. dengan kolaborasi itu, daun nanas kini bernilai ekonomi tinggi.

 

kini sejumlah kelompok pengrajin serat nanas dan tenun kain berbahan benang dari serat nanas mulai banyak di temui.

 

salah satunya kelompok tenun serat nanas riady yang ada di rumah busana riady, perumahan griya sejahtera, jalan cendrawasih blok e nomor 20-21, kelurahan gunung ibul, kecamatan prabumulih timur, kota prabumulih, sumatera selatan.

 

hari itu, senin 30 oktober 2023, waktu  sudah menunjukkan pukul 13.30 wib. sejumlah wanita terlihat asik dengan alat tenun.

 

rita mulyadi (52) ketu kelompok tenun serat nanas riady  terlihat piawai ‘memainkan’ alat pemintal mengolah serat daun nanas menjadi benang.

 

sesekali, dia terlihat memindahkan benang sutra berwarna ungu di alat pengintal yang lain untuk dijadikan bahan kombinasi.

 

tak memerlukan waktu lama, gulungan benang seketika sudah menebal memenuhi alat pemintal.

 

wanita yang sudah 27 tahun menekuni profesi sebagai penenun itu terlihat sangat trampil dan cekatan.

 

profesi sebagai penenun merupakan menurut rita merupakan "warisan" budaya dari keluarga nya di desa tanjung pinang, kecamatan tanjung batu, kabupaten ogan ilir.

 

sesekali, rita memperhatikan kinerja anggota kelompoknya yang tak kalah piawai. "sehari, satu anggota bisa menghasilkan 1 meter kain serat nanas, yang dihargai rp65 ribu - rp75 ribu permeter," jelasnya.

 

rita mengaku, para anggota nya rata-rata sebelumnya merupakan ibu rumah tangga yang tidak punya pekerjaan. mereka menenun untuk mencari tambahan keperluan sehari-hari.

 

terkadang, dia mempersilahkan anggota untuk membawa alat menenun ke rumah masing-masing dan dia hanya menerima setoran barang saat pekerjaan sudah selesai.

 

"jadi sambil mengasuh dan mengurus keluarga, masih bisa menghasilkan uang," lanjutnya.

 

rita menceritakan kalau profesi yang dijalaninya saat ini bisa "menggemukkan" tabungannya dan membantu ekonomi para anggota yang lain.  perbulan, dia bisa menghasilkan puluhan juta rupiah.

 

terlebih, saat datang bantuan dari pt pertamina dia tak pernah kesulitan untuk memasarkan hasil produknya"bahkan kami selalu kewalahan karena banjir pesanan," katanya.

 

dibandingkan dengan bisnis menenun songket yang dirintisnya sejak tahun 1996, dengan menenun serat daun nanas hingga menjadi busana (fashion, red) empat tahun terakhir, menurutnya banyak kemajuan yang dirasakan.

 

apalagi, kata dia usahanya mendapat dukungan pertamina yang memberikan bantuan atbm (alat tenun bukan mesin).

 

saat ini kata rita, anggota kelompoknya berjumlah 50 orang anggota pengrajin penyambung benang dan 10 orang penenun. mereka tersebar di beberapa kelurahan dan desa di prabumulih.

 

bersama anggota binaannya, rita juga sering ikut pameran di sumsel dan luar sumsel.

 

bahkan kain serat nanas produksinya akan menjadi salah-satu seragam di pertamina hulu rokan (phr) zona 4 dan selalu menjadi oleh-oleh saat pertamina berkunjung ke berbagai daerah dan jadi incaran tamu saat datang ke prabumulih.

 

kain serat nanas yang dihasilkan anggotanya, juga selalu menjadi incaran tamu pemkot prabumulih dan menjadi buah tangan pemkot prabumulih ketika berkunjung kemanapun.

 

salah-satu anggota kelompok tenun, zulfa (24) mengaku menjadi ketagihan menenun benang serat daun nanas menjadi kain.

 

ibu satu anak itu sejak januari 2023 sudah menjadi penenun.  dua hari sekali, dia menerima gaji rp150 ribu untuk 2 meter hasil tenunan kain.

 

saat pesanan lebih panjang, semisal 5 meter hingga 8 meter kain maka dia baru akan gajian di hari kelima.

 

"tinggal dikalikan saja, 1 meter kain tenun itu, kami digaji rp75 ribu per meter tergantung tingkat kerumitan," sebutnya.

 

menurut zulfa, pemasukan dari menenun kain jauh lebih tinggi dari bekerja memasang payet yang hanya digaji hampir separuh dari gajinya saat ini dengan waktu bekerja yang sama dari pukul 08.00 wib - 17.00 wib.

 

syamsiah (39) juga terlihat sibuk membuat kain dari benang menggunakan atbm bantuan pertamina.  ibu 2 anak itu baru saja datang setelah istirahat menjemput anak sekolah.

 

hampir 2 tahun dia bekerja sebagai penenun benang serat daun nanas, dia selalu kebanjiran job.

 

sehari mulai pukul 08.00 - 10.00 wib dan lanjut pukul 13.00 - 17.00 wib, dia mampu menghasilkan 1 meter kain serat daun nanas.

 

"alhamdulillah uang hasil gajian bisa menambah jajan anak," ucap perempuan yang sehari-hari mengurus dua anak karena ditinggal suami yang bekerja di kabupaten lahat.

 

comdev officer prabumulih field pertamina hulu rokan (phr) zona 4, hengky rosadi mengatakan, pihaknya memulai program pembinaan csr pengolahan serat daun nanas dari hulu ke hilir.

 

program pengolahan limbah daun nanas ini kata dia sudah dilaksanakan sejak awal 2021.

 

adapun estimasi limbah daun nanas yang sudah diselamatkan  pertahun lebih kurang 120 ton dari 5 kabupaten/kota seperti prabumulih, ogan ilir, banyuasin, muara enim dan pali.

 

"selain serat daun nanas diolah menjadi benang dan kain, mereka juga mengekspor serat daun nanas ke luar negeri tepatnya ke pt nextevo yang ada di singapura," jelasnya.

 

sedangkan untuk industri hilir, mereka merangkul kelompok tenun serat daun nanas riady yang anggota nya tersebar di beberapa kelurahan dan desa yang ada di prabumulih.

 

"jadi mereka dibina mulai penyambungan benang, penenunan kain dan mereka juga berinovasi membuat busana, tas, dan souvenir lain," jelasnya.

 

dia mengaku pertmina prabumulih field juga sudah memesan kain serat daun nanas untuk dijadikan seragam.  mulai dari gm dan dirut sudah disiapkan untuk menggunakan produk ini.

 

kemudian setiap ada event,  souvenir kain dan lainnya selalu dibawa.  "jadi di hulu ada kelompok sendiri dan hilir juga ada kelompok sendiri," bebernya.

 

dijelaskan hengky, dari 100 kg daun nanas bisa menghasilkan 3 kg benang.  “jika sebelumnya daun nanas hanya dibuang oleh petani, sekarang bisa bernilai jual,”katanya.

 

untuk pemasaran selain pertamina,  pemkot prabumulih ikut mendukung dan sudah banyak instansi yang ikut memasarkan.

 

"kami tidak bekerja sendiri pasti berkolaborasi dengan pemerintah kota," jelasnya.

 

officer comrel & cid phr zona 4, nursiela,  menyebutkan, selain mencari minyak dan gas sebanyak-banyaknya di prabumulih, pihaknya juga mempunyai banyak mitra binaan.

 

tujuannya untuk menciptakan ekonomi kreatif sehingga terciptal peningkatan ekonomi yang dihasilkan dan mendorong ekonomi kerakyatan.

 

"kita berusaha meningkatkan kapasitas nasional dengan keberadaan pertamina," sebutnya.

 

sementara, kepala dinas pertanian kota prabumulih, alfian sp mengatakan, di prabumulih masih banyak masyarakat yang menggantungkan hidup sebagai petani.  mulai dari petani karet, petani sawit dan petani nanas.

 

berdasarkan data dinas pertanian kota prabumulih, kebun karet di prabumulih mempunyai luasan 19.000 ha yang tersebar di berbagai kecamatan.

 

kebun sawit sekira 800 ha yang ada di desa karya mulya dan sekitarnya dan baru 420 ha kebun nanas yang ada di patih galung, karang jaya, pangkul, sungai medang dan jungai. ada pula bahan baku penyangga dari kabupaten oi, pali dan muara enim.

 

 menurutnya, khusus 420 ha kebun nanas di kota nanas, semuanya produktif.  "bahkan, tahun ini kita mendapatkan 10 ha bantuan bibit nanas dari pusat yang akan dibagikan kepada kelompok tani di karang jaya dan prabumulih selatan," jelasnya.

 

dengan adanya pengembangan daun serat nanas yang sedang digalakkan, pihaknya berharap kedepan sudah ada usaha monokultur nanas yang sekarang sudah ada ditemukan di kelurahan karang jaya dan desa pangkul yang artinya bahan baku nanas banyak.

 

dijelaskan alfian, 200 kg serat daun nanas perbulan yang diproduksi para petani se-kota prabumulih. dimana, 100 kg daun nanas bisa menjadi 3 kg serat daun nanas.

 

"jadi kita butuh banyak daun nanas untuk diolah menjadi serat daun nanas dan sebagian lagi sudah ada umkm yang mengolah serat daun nanas menjadi pakaian, bisa kerajinan seperti tas, tempat tisyu, tempat lampu gantung dan macam-macam inovasi,”katanya.

 

kita juga masih terus mengekspor serat daun nanas yang dilakukan koperasi miwa pineapple," tukasnya.

 

dia mengatakan semua itu tak lepas dari bantuan csr dari berbagai perusahaan terutama pertamina hulu rokan (phr) zona 4. (chy)

 

Tag
Share