bacakoran.co - semua pihak berlomba-lomba memberikan rasa aman dan nyaman menjelang pemilu 2024. tak terkecuali detasemen khusus (densus) 88 antiteror polri.
kabag ops densus 88 kombes aswin siregar menegaskan bahwa densus 88 tidak menoleransi ancaman sekecil apa pun terhadap keamanan indonesia. karena itu, operasi penangkapan terhadap pihak-pihak terduga teroris dilakukan.
menurut aswin, sepanjang oktober densus 88 menangkap 59 tersangka teroris. penangkapan dilakukan di berbagai wilayah di indonesia.
ada yang dari sumatera barat, jawa barat, sumatera selatan, lampung, kalimantan barat, dan nusa tenggara barat.
"para tersangka teroris itu berasal dari kelompok teroris jaringan jamaah islamiyah (ji) dan jamaah anshor daulah (jad)," jelas aswin selasa (31/10).
lanjutnya, mereka merupakan jaringan struktural dari jamaah islamiyah. sampai saat ini belum dilakukan penegakan hukum.
"ini mengingatkan lagi kepada kita bahwa jaringan struktural dari jamaah islamiyah masih ada dan terus eksis," tegas aswin.
aswin menegaskan bahwa mereka ini bukan sekadar simpatisan. mereka adalah orang-orang atau personel yang menduduki jabatan struktural di organisasi jamaah islamiyah.
dalam aksinya, aswin menjelaskan bahwa para tersangka aktif menyebarkan propaganda terorisme dan materi-materi radikal di media sosial maupun dalam kegiatannya.
dari 59 tersanghka teroris itu, kata aswin, untuk kelompok jamaah anshor daulah atau jad, densus 88 menangkap 40 tersangka terorisme yang merupakan pendukung isis.
kelompok ini, kata aswin, dipimpin oleh seorang berinisial au.
kemudian untuk tersangka teroris yang jaringan ji, ada 19 tersangka. ini catatan selama 2-13 oktober 2023.
satu orang ditangkap di sumatera barat, 1 orang di jawa barat, 5 orang di sumatera selatan, 4 orang di lampung, 1 di kalimantan barat, dan 7 di ntb.
"ini adalah kelompok pimpinannya au. ada yang disebut dengan kegiatan yang terencana oleh kelompok ini untuk menggagalkan atau mengganggu jalannya pesta demokrasi pemilu,” jelas aswin.(*)