Ayah Jangan Marah Ya Kalau Gak Ada Sambal..., Harga Cabai Bikin Habis Uang Belanja Ibu
NAIK : Harga cabai di beberapa pasar tradisona di kabupaten kota di Sumatera Selatan terus naik hingga Rp 80 ribu perkilogram. Tampak salah satu pedagang cabe di Pasar Kayu Agung, OKI--
BACAKORAN. CO – Ayah jangan marah ya kalau gak ada sambal, harga cabai mahal, 8 ribu perkilogram.
Mungkin kata-kata itu akan sering di ucapkan para istri kepada suaminya ketika hendak makan bersama di rumah.
Pasalnya kini harga cabai di pasaran kembali naik sehingga menyedot anggaran belanja ibu rumah tangga.
Diduga kenaikan harga cabai ini akibat dampak kemarau panjang yang melanda.
Di Sumatera Selatan, kenaikan harga cabai ini terjadi hampir di seluruh pasar tradisional yang ada di seluruh kabupaten kota.
Selain harga yang tinggi, kualitas cabai yang di jual tidak terlalu baik. Cabai terlihat sedikit kering dan tidak segar
“Barangnyo dikit Pak, dari distributor dak banyak dan hargonyo sudah naik,” kata Lastri, pedagang di Pasar Tradisional Kota Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.
Baik harga cabai merah keriting maupun cabai merah besar mengalami kenaikan. Cabai merah keriting saat ini dijual dengan harga Rp 80.000/kg. Dari harga kondisi normal biasanya pada kisaran Rp 40.000/kg.
BACA JUGA:Pak Kajati Sumsel, Kasus Proyek Gedung Perpustakaan Ini Bagaimana? Sudah Dua Tahun Loh
Begitu juga dengan harga cabai merah besar harganya Rp 80.000/kg.
Selain itu, harga cabai rawit hijau dijual dengan harga Rp 70.000/kg dari biasanya Rp 45.000/kg. Sedangkan harga cabe rawit merah dijual Rp 90.000/kg.
Staf pengawasan Disperindag OKU, Yeyen menyampaikan untuk harga komoditi pangan seperti sayur mayur dan cabai harganya naik turun. Kenaikan karena faktor cuaca sehingga stok yang masuk ke pasar juga mengalami penurunan.
Terpisah, Kabid Holtikultura Dinas Pertanian OKU, Hendri Eka Putra SP MSi menyampaikan saat musim kemarau, produksi sayur termasuk cabai dari petani menurun. “Pasokan dari luar menurun,” ujarnya.