bacakoran.co

Mentan Yakin Rawa Bantu Amankan Stok Pangan Indonesia, Juga Melupakan Impor, Ini Strateginya

Mentan Amran saat menyaksikan ibu-ibu tanam padi.-kementan-

 

BACAKORAN.CO - Kementan mengerahkan semua cara untuk menjaga ketersediaan pangan di dalam negeri. Salah satunya dengan memanfaatkan lahan rawa untuk meningkatkan produksi berbagai komiditas strategis nasional.

Peningkatan produksi ini akan dikejar dalam satu tahun ke depan. Dengan akselerasi percepatan tanam terutama pada lahan rawa Indonesia tidak akan krisis pangan dampak El Nino.

Kenapa lahan rawa? Saat ini ada lebih dari 10 juta hektar lahan rawa yang berpotensi menambah daya gedor produksi nasional. Dari semua lahan tersebut, beberapa di antaranya sudah menghasilkan produktivitas sebanyak 5 ton per hektare.

Saat di Sumatera Selatan (Sumsel), Mentan Andi Amran Sulaiman meninjau langsung luasan lahan rawa 128.000 hektar yang digarap petani untuk produksi padi. Juga ada percepatan tanam untuk komoditas jagung dan hortikultura. 

Menurutnya, potensi panen dari sebagian luasan lahan di sana bisa mencapai 1 juta ton gabah atau bila dikonversi menjadi beras bisa mencapai 500.000 ton.

BACA JUGA:Per Hektare Panen 8 Ton, Kementan Pastikan Stok Beras Aman

"Itu baru satu provinsi, rencana kita garap di 10 provinsi di seluruh indonesia," terangnya.


Petani sedang menyiapkan lahan untuk tanam padi.-kementan-

Mentan Andi Amran Sulaiman meyakini bahwa program akselerasi merupakan solusi pasti dalam menekan kebijakan impor yang dilakukan akibat dampak el nino beberapa bulan lalu. 

Dengan kebijakan ini, diyakini Indonesia bisa bangkit dan mewujudkan swasembada pangan.

"Kebijakan akselerasi tanam ini sangat penting kita lakukan untuk menekan impor yang dilakukan akibat dampak el nino. Hari ini kita letakan pondasinya agar ke depan kita bisa swasembada," tukas Mentan di Jakarta Sabtu (18/11).

Agar rencana ini bisa segera terealisasi, Mentan Amran turun langsung ke lapangan. Dia mendatangi daerah sentra di 10 hari pertama kerja. 

Dalam lawatannya, Mentan Amran telah kunjungi Provinsi Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan, hingga Kalimantan Selatan. Lawatan ini untuk memastikan lahan sawah, petani, dan penyuluh siap menghadapi masa tanam oktober-maret (Okmar) mendatang.

Mentan Yakin Rawa Bantu Amankan Stok Pangan Indonesia, Juga Melupakan Impor, Ini Strateginya

Kumaidi

Kumaidi


 

bacakoran.co - kementan mengerahkan semua cara untuk menjaga ketersediaan pangan di dalam negeri. salah satunya dengan memanfaatkan lahan rawa untuk meningkatkan produksi berbagai komiditas strategis nasional.

peningkatan produksi ini akan dikejar dalam satu tahun ke depan. dengan akselerasi percepatan tanam terutama pada lahan rawa indonesia tidak akan krisis pangan dampak el nino.

kenapa lahan rawa? saat ini ada lebih dari 10 juta hektar lahan rawa yang berpotensi menambah daya gedor produksi nasional. dari semua lahan tersebut, beberapa di antaranya sudah menghasilkan produktivitas sebanyak 5 ton per hektare.

saat di sumatera selatan (sumsel), mentan andi amran sulaiman meninjau langsung luasan lahan rawa 128.000 hektar yang digarap petani untuk produksi padi. juga ada percepatan tanam untuk komoditas jagung dan hortikultura. 

menurutnya, potensi panen dari sebagian luasan lahan di sana bisa mencapai 1 juta ton gabah atau bila dikonversi menjadi beras bisa mencapai 500.000 ton.

"itu baru satu provinsi, rencana kita garap di 10 provinsi di seluruh indonesia," terangnya.


petani sedang menyiapkan lahan untuk tanam padi.-kementan-

mentan andi amran sulaiman meyakini bahwa program akselerasi merupakan solusi pasti dalam menekan kebijakan impor yang dilakukan akibat dampak el nino beberapa bulan lalu. 

dengan kebijakan ini, diyakini indonesia bisa bangkit dan mewujudkan swasembada pangan.

"kebijakan akselerasi tanam ini sangat penting kita lakukan untuk menekan impor yang dilakukan akibat dampak el nino. hari ini kita letakan pondasinya agar ke depan kita bisa swasembada," tukas mentan di jakarta sabtu (18/11).

agar rencana ini bisa segera terealisasi, mentan amran turun langsung ke lapangan. dia mendatangi daerah sentra di 10 hari pertama kerja. 

dalam lawatannya, mentan amran telah kunjungi provinsi sulawesi tengah, sumatera selatan, hingga kalimantan selatan. lawatan ini untuk memastikan lahan sawah, petani, dan penyuluh siap menghadapi masa tanam oktober-maret (okmar) mendatang.

ternyata, cara ini memberi sinyal positif bagi produksi masa tanam (mt) 1 karena petani semakin bersemangat melakukan produksi.

"alhamdulilah 10 hari ini saya tancap gas cek lahan, petani, dan penyuluh. kesiapan mereka sangat penting untuk strategi pangan nasional. kita berharap 2024 tidak ada lagi impor pangan khususnya beras dan saya optimis," tegasnya.

mentan amran menyadari program ini lebih efektif jika kerja sama dengan pihak-pihak terkait. salah satunya kerja sama dan kolaborasi dengan tentara nasional indonesia (tni). kolaborasi ini untuk galakkan gerakan nasional ketahanan pangan 2023 untuk indonesia maju. 

bagi mentan, kolaborasi dengan tni penting dilakukan karena pangan merupakan aspek yang paling strategis bagi sebuah negara.


lahan siap memasuki masa tanam.-kementan-

"gerakan bersama ini luar biasa dampaknya untuk seluruh indonesia karena ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara. kalau krisis ekonomi itu kita mampu bertahan, kita bisa lewati, krisis kesehatan, covid 19 kita lewati, tapi kalau krisis pangan bisa berdampak pada yang lainnya. jadi kita harus betul-betul bersama-sama menjaganya," ingat amran.

mentan amran juga melibatkan kepala dinas pertanian se-indonesia untuk mengawal jalannya produksi beras tahun ini. menurut amran, kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah merupakan sebuah keharusan untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada.

"kondisi dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. bahkan sudah ada negara yang kelaparan dan beberapa negera menyetop ekspor karena perubahan cuaca," ingat amran. 

"jadi mau tidak mau kita harus menuju swasembada dan harus berdiri di kaki sendiri. kenapa? karena indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut," tegasnya.

salah satu cara mengoptimalkannya adalah dengan membina dan melatih para napi terorisme (napiter) untuk melakukan kegiatan ekonomi melalui sektor pertanian.

untuk eksekusi ini, mentan meminta jajaran kementan segera melakukan koordinasi dengan semua kementerian yang ada serta pemerintah daerah di seluruh indonesia.

"kita akan siapkan program intensifikasi lahan rawa di sumsel dan kalsel. mereka akan kita latih untuk memperkuat produksi dan memperkuat ekonomi bagi para napi sendiri," ucapnya.(*)

Tag
Share