bacakoran.co

Bunda Corla Kritik Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia, Berapa Sebenarnya Batas Usia Produktif Untuk Bekerja?

Bunda Corla terlihat penuh semangat saat menyampaikan pandangannya tentang batas usia kerja di Indonesia dan Jerman. --

Makanya banyak pengangguran, makanya Indonesia enggak kaya-kaya penduduknya miskin semua.

Karena apa? Karena pemerintahnya memiskinkan rakyatnya sendiri," ucapnya dengan nada tajam.

Bunda Corla, yang kini menetap dan bekerja di Jerman, menjelaskan bahwa usia seharusnya bukanlah parameter utama dalam menilai potensi seseorang. 

Baginya, kesempatan kerja seharusnya diberikan berdasarkan kemampuan dan semangat individu. "Bagaimana manusia bisa berkembang dengan hidupnya, bagaimana bisa maju dengan ekonomi, itulah pepatah yang kaya makin kaya yang miskin makan t*i," ujarnya dengan penuh semangat. 

Argumentasinya menciptakan pemikiran mendalam tentang relevansi batas usia dalam dunia kerja yang terus berkembang.

BACA JUGA:Pengangguran Berkurang Dengan Aplikasi Game Penghasil Saldo DANA Jutaan Rupiah

Pertanyaan penting muncul: apakah batas usia kerja benar-benar mencerminkan potensi seorang?

Dalam konteks Indonesia, di mana tradisi bertabrakan dengan tuntutan zaman, pertanyaan ini semakin mendesak.

Serta kebijakan batas usia yang masih dipegang teguh oleh Indonesia.

Apakah negara ini akan terus mempertahankan norma lama, ataukah saatnya melibatkan perspektif baru untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih inklusif?

Dengan mengikuti jejak pernyataan Bunda Corla, kita diajak untuk merenung tentang arah ketenagakerjaan di Indonesia.

Diskusi mengenai batas usia kerja bukan hanya sekadar perdebatan angka, tetapi juga mencakup pertanyaan mendalam tentang keadilan, peluang, dan kesiapan menghadapi perubahan. 

BACA JUGA:Akali Pengangguran, Game Penghasil Uang Saldo DANA Jutaan Rupiah Dalam Sebulan Gaji UMR

Artinya, kita perlu melampaui batas usia untuk melihat potensi sejati manusia, dan Indonesia mungkin perlu mempertimbangkan langkah serupa untuk menciptakan masyarakat yang lebih dinamis dan inklusif.(*)

Bunda Corla Kritik Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia, Berapa Sebenarnya Batas Usia Produktif Untuk Bekerja?

Hendra Agustian

Hendra Agustian


bacakorab.co - mungkin dalam hal melamar sebuah pekerjaan seseorang menjadikan penentu dalam dunia kerja yang menjadi prioritas utama.

seiring perkembangannya ,  ketenagakerjaan mengalami perkembangan, dan perdebatan tentang apakah seharusnya menjadi batasan dalam mencari pekerjaan menjadi semakin hangat. 

di tengah perkembangan ini, muncul beberapa pendapat dan berani dari seorang tokoh media sosial, bunda corla. 

melalui platform dia menyoroti perbedaan mencolok antara indonesia dan jerman terkait batas usia kerja. 

dimana bunda corla berpendapat tetang pandangannya terhadap masa usia pekerja di dan jerman berikut ini pendapatnya:

bunda corla memulai diskusi ini ketika seorang netizen bertanya tentang batas usia kerja di jerman.

dengan tegas, dia menjelaskan bahwa di jerman, usia bukanlah hambatan untuk mendapatkan kesempatan bekerja.

"bisa sampai umur kau bongkok. enggak pake-pake umur di sini. di sini (jerman) enggak kayak di indonesia," ujar bunda corla.

ungkapannya memberikan gambaran bahwa di negara tersebut, seseorang bisa bekerja tanpa dibatasi oleh angka usia, sebuah konsep yang kontras dengan realitas di indonesia.

dengan emosi yang terasa meluap-luap, bunda corla melanjutkan kritiknya terhadap kebijakan indonesia.

dia dengan tegas menyebut bahwa indonesia ketinggalan zaman karena masih mempertahankan batas usia 25 tahun dalam mencari pekerjaan.

baginya, ini menjadi alasan tingginya angka pengangguran dan kemiskinan di indonesia. "indonesia ketinggalan zaman, masih aja mikirin umur. 

makanya banyak , makanya indonesia enggak kaya-kaya penduduknya miskin semua.

karena apa? karena pemerintahnya memiskinkan rakyatnya sendiri," ucapnya dengan nada tajam.

, yang kini menetap dan bekerja di jerman, menjelaskan bahwa usia seharusnya bukanlah parameter utama dalam menilai potensi seseorang. 

baginya, kesempatan kerja seharusnya diberikan berdasarkan kemampuan dan semangat individu. "bagaimana manusia bisa berkembang dengan hidupnya, bagaimana bisa maju dengan ekonomi, itulah pepatah yang kaya makin kaya yang miskin makan t*i," ujarnya dengan penuh semangat. 

argumentasinya menciptakan pemikiran mendalam tentang relevansi batas usia dalam dunia kerja yang terus berkembang.

pertanyaan penting muncul: apakah batas usia kerja benar-benar mencerminkan potensi seorang?

dalam konteks indonesia, di mana tradisi bertabrakan dengan tuntutan zaman, pertanyaan ini semakin mendesak.

serta kebijakan batas usia yang masih dipegang teguh oleh indonesia.

apakah negara ini akan terus mempertahankan norma lama, ataukah saatnya melibatkan perspektif baru untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih inklusif?

dengan mengikuti jejak pernyataan bunda corla, kita diajak untuk merenung tentang arah ketenagakerjaan di indonesia.

diskusi mengenai batas usia kerja bukan hanya sekadar perdebatan angka, tetapi juga mencakup pertanyaan mendalam tentang keadilan, peluang, dan kesiapan menghadapi perubahan. 

artinya, kita perlu melampaui batas usia untuk melihat potensi sejati manusia, dan indonesia mungkin perlu mempertimbangkan langkah serupa untuk menciptakan masyarakat yang lebih dinamis dan inklusif.(*)

Tag
Share