bacakoran.co

Lebih Gila dari Trump, Vietnam Bakal Pangkas 100 Ribu PNS, Samakan dengan Tumor Ganas!

Vietnam lakukan perombakan besar-besaran dalam pemerintahan, bakal memecat 100 ribu PNS demi efisiensi, lebih ekstrem dari rencana Donald Trump.--istimewa

BACAKORAN.CO – Perombakan besar-besaran dalam pemerintahan dilakukan Vietnam, yakni dengan memecat hingga 100 ribu pegawai negeri sipil (PNS).

Langkah ini disebut sebagai upaya efisiensi anggaran.

Namun di mata banyak pihak, kebijakan tersebut terasa seperti operasi pengangkatan tumor ganas.

Langkah radikal ini bahkan lebih ekstrem dibandingkan rencana Presiden AS Donald Trump yang hanya memangkas 75 ribu PNS federal.

BACA JUGA:Dampak Efisiensi Anggaran, Sri Mulyani Pastikan Beasiswa KIP Kuliah Aman: Tidak Terkena Pemotongan!

BACA JUGA:Guru dan Ustaz Pun Kena Imbas! Menag Potong Insentif Gara-Gara Efisiensi Anggaran Rp12,3 T

Dengan pengurangan besar-besaran di lima sektor publik, Vietnam berharap dapat menghemat hingga 113 triliun Dong atau sekitar Rp72 triliun.

Namun, kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran besar, terutama di kalangan warga yang selama ini menganggap bekerja sebagai PNS adalah bentuk pengabdian seumur hidup.

Pemimpin Vietnam: "Ini Seperti Operasi Mengangkat Tumor"

To Lam, pemimpin tertinggi Vietnam, menegaskan bahwa lembaga negara tidak boleh menjadi tempat berlindung bagi pejabat yang tidak kompeten.

BACA JUGA:ASN Cuma Ngantor 3 Hari: Efisiensi Anggaran atau Alasan untuk Santai? Begini Penjelasan BKN

BACA JUGA:Akibat Efisiensi Anggaran Pemerintah Prabowo Gibran, Selain Tak Ada Gaji 13 dan 14, Banyak Honorer Dirumahkan

"Jika kita ingin memiliki tubuh yang sehat, terkadang kita harus meminum obat pahit dan menahan rasa sakit untuk menghilangkan tumor," ujar To Lam dilansir dari AFP.

Sebagai bagian dari reformasi ini, Vietnam akan memangkas jumlah kementerian dan lembaga negara dari 30 menjadi 22.

Lebih Gila dari Trump, Vietnam Bakal Pangkas 100 Ribu PNS, Samakan dengan Tumor Ganas!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – perombakan besar-besaran dalam pemerintahan dilakukan , yakni dengan memecat hingga 100 ribu pegawai negeri sipil (pns).

langkah ini disebut sebagai upaya .

namun di mata banyak pihak, kebijakan tersebut terasa seperti operasi pengangkatan tumor ganas.

langkah radikal ini bahkan lebih ekstrem dibandingkan rencana presiden as donald trump yang hanya memangkas 75 ribu pns federal.

dengan pengurangan besar-besaran di lima sektor publik, vietnam berharap dapat menghemat hingga 113 triliun dong atau sekitar rp72 triliun.

namun, kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran besar, terutama di kalangan warga yang selama ini menganggap bekerja sebagai pns adalah bentuk pengabdian seumur hidup.

pemimpin vietnam: "ini seperti operasi mengangkat tumor"

to lam, pemimpin tertinggi vietnam, menegaskan bahwa lembaga negara tidak boleh menjadi tempat berlindung bagi pejabat yang tidak kompeten.

"jika kita ingin memiliki tubuh yang sehat, terkadang kita harus meminum obat pahit dan menahan rasa sakit untuk menghilangkan tumor," ujar to lam dilansir dari afp.

sebagai bagian dari reformasi ini, vietnam akan memangkas jumlah kementerian dan lembaga negara dari 30 menjadi 22.

bahkan sektor media, kepolisian, dan militer pun tak luput dari pemangkasan besar-besaran.

dampak: 1 dari 5 pekerjaan di sektor publik akan hilang

pada 2022, vietnam memiliki hampir dua juta pegawai sektor publik.

namun, dalam lima tahun ke depan, pemerintah menargetkan untuk menghapus satu dari lima pekerjaan di sektor ini.

banyak pns akan diberhentikan atau ditawarkan pensiun dini, meskipun belum ada kejelasan mengenai kriteria pemangkasan tersebut.

beberapa pegawai bahkan mengalami pemutusan hubungan kerja secara mendadak, seperti yang dialami thanh, seorang produser televisi milik negara.

"saya sudah bekerja selama 12 tahun, lalu tiba-tiba diberhentikan begitu saja. rasanya sangat menyakitkan," ujar pria berusia 42 tahun yang memiliki dua anak itu.

ia hanya diberi waktu dua pekan untuk meninggalkan pekerjaannya setelah stasiun televisi tempatnya bekerja ditutup akibat kebijakan ini.

Tag
Share